Oleh Bahriannor
Lingkar Studi Ilmu Sosial dan Kemasyarakatan (LSISK) meninggalkan diskusi terbuka di halaman Gedung Serba Guna Unlam pada Sabtu (23/3) yang digagas oleh Komunitas Peduli Listrik Menyapa Banua dengan tema Menyikapi kondisi listrik dibanua.
LSISK berkomentar bahwa ia tidak menerima pendapat dari pihak PLN tentang pemadaman bergilir ini karena menurutnya alasan yang dikeluarkan PLN dari forum ke forum selalu sama. Sedangkan yang mereka inginkan adalah langkah konkret apa yang akan dilakukan PLN untuk menyudahi masalah pemadaman bergilir ini.
Sikap yang diambil LSISK dengan meninggalkan diskusi sebelum berakhir merupakan bentuk ketidakpuasaan atas kinerja PLN yang baru merelokasi mesin pembangkit saat terjadinya defisit listrik. Mereka beranggapan bahwa seharusnya pihak PLN sudah memiliki cadangan untuk mengantisipasi kejadian pemadaman ini.
“Pemadaman itu terjadi bukan hanya saat mesin harus perawatan, tetapi juga ada faktor lain seperti pohon tumbang,” bela perwakilan PLN pada diskusi kali ini.
Adapun pandangan M. Rajul Kahfi atas sikap LSISK yang meninggalkan forum diskusi, berpendapat bahwa paling tidak LSISK mengikuti kegiatan sampai akhir “namanya juga mahasiswa lah pasti memiliki semangat yang menggebu-gebu, dan kita menghargai sikap yang diambil oleh mereka (LSISK),” ujarnya.