persmakinday.com – Akhir-akhir ini, aku melihat anak kecil yang kiranya berusia tujuh sampai sepuluh tahun. Dia membawa gorengan, berjualan di sekitar kos tempat di mana aku tinggal, Komplek Awang Bahagia. Tidak jarang, aku melihat mereka di kampusku, Universitas Lambung Mangkurat (ULM).
Ketika menjajakan jualannya, anak-anak itu berjalan berdua. Satu orang membawa kue, satu orang lagi memegang uang yang dari penjualan kue tersebut.
Mereka berkeliaran kemana-mana. Mereka seperti menghabiskan waktu mereka dengan berjualan. Mengorbankan waktu sekolah, belajar, dan bermain. Anak kecil ini masih sekolah. Ketika ditanya, salah satu dari mereka mengaku masih Sekolah Dasar (SD).
Mereka masih polos dan tanpa adanya pemahaman mengenai dampak dari apa yang sedng mereka lakukan untuk masa depannya. Pikiran anak kecil ini masih sempit dan tidak seperti orang dewasa, yang sudah bisa mempertimbangkan baik dan buruknya. Bagi mereka berjualan itu enak, “dapat uang”.
“Kemana orang tua mereka?” gumamku.
Di sini, peran orang tua sangat penting demi membantu perkembangan anak. Ada kekhawatiran di benakku. Bagaimana jika mereka dimanfaatkan orang tua mereka atau siapapun? Dengan iming-iming yang tidak seberapa.
“Pisang…, tahu…, bakwan…, molen,” suara anak kecil yang membuatku merasa iba. Sekaligus bangga jikalau yang dilakukan anak-anak ini demi membantu orang tua mereka.
Anak adalah harapan orang tua, yang menjadi salah satu alasan mengapa orang tua ingin selalu bertahan hidup. Senyum mereka saja sudah menenangkan hati orang tua. Pandangan masing-masing orang berbeda.
Aku menyadari bahwa orang tua mereka pasti menginginkan anak mereka hidup dengan nyaman, tenang, dan terpenuhi semua kebutuhannya. Namun, keadaanlah yang membuat orang tua mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
Di luar sana, banyak orang yang masih kekurangan. Kita sebagai makhluk sosial hendaknya saling membantu. Paling tidak ketika ada anak kecil yang berjualan, belilah jualan mereka walaupun hanya sesekali. Bersyukurlah dengan apa yang kita miliki saat ini. Apa yang kita miliki belum tentu bisa mereka miliki.
Oleh: Syalimah