Menyoal pasal dana penampilan UKM pada PKKMB ULM 2019, aliansi UKM-U ULM menyatakan sikap melalui orasi yang mereka sampaikan di halaman Sekretariat BEM-KM, Sabtu (24/08/2019). Aksi ini menyuarakan kekecewaan dan menuntut oknum BEM untuk bersikap transparan perihal dana penampilan UKM.
Selain ketidaktransparanan, keputusan pihak BEM yang dianggap plin-plan juga dipersoalkan. Pada rapat pertama persiapan PKKMB di Sekretariat IKA ULM (13/08/2019) pihak BEM mengatakan hanya ada lima UKM yang akan menerima dana, mereka adalah UKM-UKM bela diri dan Kampoeng Seni Boedaja (KSB) karena UKM-UKM ini menampilkan atraksi. Lalu pada rapat kedua (14/08/2019) disampaikan bahwa semua UKM akan menerima dana pemampilan.
Hal tersebut mendorong massa membuat spanduk petisi bertulis Menuntut Kebenaran #KETUABEMULM2019 dan menandatanganinya di depan Ketua BEM-KM, Taufik Hidayat yang hadir ditemani beberapa anggotanya dan perwakilan DPM-U. Tidak adanya koordinasi antara BEM dan UKM mengenai keputusan dana PKMMB membuat massa mempertanyakan integritas Taufik selaku Ketua BEM.
Taufik sendiri mengatakan pemberian dana untuk penampilan UKM di PKKMB merupakan keputusannya bersama Bagian Kemahasiswaan. Taufik menganggap suaranya sudah mewakili seluruh UKM, namun massa tidak menerima dalih tersebut.
“Kita di sini UKM bergerak independen, bagaimana bisa Anda memutuskan hal yang bukan hak Anda,” ujar salah satu partisipan, Ali.
UKM menganggap tanpa pemberian dana pun mereka akan tetap menampilkan yang terbaik di PKKMB dan kaderisasi tetap akan berjalan.
Sebelum membubarkan diri, massa mempersilahkan Ketua BEM-KM dan perwakilan DPM-U untuk menandatangani petisi yang mereka bawa. Petisi juga ditandatangani oleh beberapa mahasiswa umum di sekitar Open Space sebelum digantung di pinggir jalan di depan gedung Sekretariat BEM.
Penulis: Asiah, Hajar
Kacau sekarang organisasi di ULM, minimnya komunikasi dan sifat merasa mewakili segalanya secara sepihak itu seharusnya tidak boleh.