persmakinday.com – Pasca serangkaian kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Jurnalistik (Diklat Jurnalistik). Anggota baru LPM Kinday (10/11/2020) siap berkarya.
Pelantikan pun terkesan sangat sederhana di Halaman Gedung Serba Guna Universitas Lambung Mangkurat (12/11/2017).
Rangkaian Acara
Hari pertama, kegiatan Dialog Publik anggota baru LPM Kinday dengan tema “Meraba Masa Depan Kota Banjarmasin”. Dialog ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya dialog dan diskusi kepada peserta diklat.
Tujuannya ialah untuk mencermati kondisi Pembangunan Kota Banjarmasin saat ini. Serta bagaimana Banjarmasin di masa mendatang. Pada gilirannya, mereka lah yang akan menjadi stakeholder pembangunan di manapun mereka berada.
Hari kedua, peserta dan panitia belajar bersama terkait materi dasar Jurnalistik.
Ada empat materi, yakni Perkenalan Organisasi LPM Kinday. Sejarah Pers dan Kepersmaan oleh Budi Kurniawan. Teknik Reportase dan Penulisan Berita oleh Bang Kasan Zainudin. Serta Kode Etik Jurnalistik oleh Didi G. Sanusi.
Selesai belajar materi dasar jurnalistik. Kegiatan selanjutnya, nonton bareng dan diskusi film di Sekretariat LPM Kinday. Pada diskusi kali ini, peserta dan panitia bersama-sama membahas isi film.
Minggu pagi, peserta dan panitia melanjutkan belajar fotografi jurnalistik dan simulasi peliputan.
Konsep Diklat Tahun Ini
Konsep Diklat Kinday tahun ini, berbeda jauh dengan konsep diklat pada tahun-tahun sebelumnya.
Pada tahun ini, kami lebih mengutamakan rasa kekeluargaan, partisipasi, dan sikap kritis. Serta bersama-sama melakukan evaluasi kepanitiaan acara. Dengan begitu, kami berharap peserta dapat mengenal lebih dalam karakter para pengurus Kinday.
Mungkin, kesan dari Diklat Jurnalistik Kinday tahun ini jauh dari kata “rame”. Jauh dari kata sempurna. Kami menampilkan apa adanya kehidupan organisasi Kinday.
Mereka memiliki kebebasan untuk mundur, atau memilih tetap bergabung di LPM Kinday. Mereka memilih bertahan. Kami percaya memutuskan untuk pergi, jauh lebih mudah daripada bertahan dalam kondisi sulit. Selamat.
Tidak lupa, kami ingin mengapresiasi sebesar-besarnya kepada para panitia yang tetap bertahan “memanitiai” Diklat ini dari awal hingga akhir acara.
Percayalah, setiap pengorbanan waktu adalah untuk kebaikan diri kita sendiri. Bahwa diri kita berhasil menunaikan tugas yang berada di pundak kita. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
Hari ini, di tengah degradasi gairah gerakan mahasiswa. Kami sadar bahwa kami sedang berproses di tengah orang-orang yang kuat.
Melihat kemampuan bertahan. Baik peserta maupun panitia, kami tetap optimis bahwa mereka akan menjadi orang-orang besar di manapun mereka berada. Semoga, Ya Allah.