LPM Kinday

Kabar Kampus Universitas Lambung Mangkurat

Melodi Hujan

Credit: Dmitry SHISHKIN

Persmkinday–Hujan adalah melodi yang menggetarkan jiwa, masing-masing memainkan irama berbeda di hati mereka. Dan di balik tabir hujan yang turun, terdapat cerita yang lebih dalam. Setiap tetesan hujan mencerminkan perjalanan hidup, dari kegembiraan hingga kesedihan, harapan hingga kenangan.

*

Di sebuah desa kecil dan terpencil, hujan lebih dari sekedar unsur alam. Bagi masyarakat yang tinggal di sana, hujan adalah melodi yang menggetarkan jiwa, masing-masing memainkan irama berbeda di hati mereka.

Pada suatu senja yang mendung, Sara, seorang gadis kecil dengan pandangan hidup yang optimis, sedang duduk di teras rumahnya. Matanya berbinar saat menyaksikan tetesan air hujan mengalir lembut. Bagi Sara, hujan merupakan ekspresi keindahan alam yang menggugah rasa syukur dan hangat.

Sementara itu, di sebuah rumah tua di ujung jalan, Hasan, seorang lelaki tua bijaksana yang memiliki kenangan indah akan masa lalu, berpikir dalam diam. Tatapan nostalgianya menjelajah ke luar, menyusuri setiap tetesan air hujan. Bagi Hasan, hujan adalah panggilan kembalinya masa-masa bahagia di masa lalu.

Setiap tetesan hujan bagaikan nada dalam sebuah simfoni. Bagi Sara, itu adalah melodi kebahagiaan dan rasa syukur. Sedangkan bagi Hasan, hujan memainkan lirik-lirik manis dan menghantui dari masa lalu yang tak terlupakan.

Namun, di balik tabir hujan yang turun, terdapat cerita yang lebih dalam. Setiap tetesan hujan mencerminkan perjalanan hidup, dari kegembiraan hingga kesedihan, harapan hingga kenangan.

Ketika senja mulai merayap di langit dan hujan mulai reda, Sara masih terpesona oleh keindahan di hadapannya. Sedangkan Hasan menyaksikan hujan reda dengan senyuman hangat, mensyukuri kenangan indah di masa lalu.

Di tengah-tengah desa kecil dan terpencil itu, hujan bukan hanya menjadi penutup yang membawa kesegaran, tapi juga melodi yang mengingatkan manusia akan keindahan, kehangatan, dan kenangan yang melekat di setiap tetesannya.

***

Penulis: Novia Rahma

Redaktur: Hanida Riani