LPM Kinday

Kabar Kampus Universitas Lambung Mangkurat

Kurang Fisik, Tetapi Tak Kurang Teman

Oleh : Damayanti & Halwa Hasnia Noor
Selepas adzan ashar berlalu, Fitria atau yang sering disapa Ifit ini baru pulang setelah membantu salah seorang temannya untuk mencari sesuatu. Ia langsung bergegas masuk untuk melaksanakan shalat ashar menuju sebuah kos sederhana tempat dimana ia tinggal. Memang, Ifit yang merupakan seorang mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan Konseling ini kerap dikelilingi banyak orang-orang yang dekat dengannya. Hal ini dikarenakan sifat Ifit yang terkenal mudah bergaul sehingga tidak heran jika ia memiliki banyak teman.

Walau keterbatasan dalam hal fisik, Fitria yang mengalami pembentukan tulang yang kurang sempurna saat dalam kandungan yang berdampak pada kelainan pertumbuhan (Akondraplasia) ini tidak pernah mengalami frustasi karena kondisinya. Ia dilahirkan dalam kondisi dimana ukuran tubuhnya sangat kecil, pendek, dan tahap-tahap perkembangan pun terhambat. Namun, ia tetap bersyukur kepada Tuhan karena walau fisiknya tidak sempurna ia tetap bisa menuntut pendidikan sampai ke Perguruan Tinggi.
Tidak sedikit yang mempertanyakan mengenai keadaannya bahkan sampai mengolok-olok, ia tidak peduli. Ia percaya, bahwa menyesali keadaan tidak akan membawa perubahan dalam hidupnya, maka ia terus melakukan apa yang ia bisa. Tidak sedikit pula yang cemburu dengannya karena ia begitu dikenal baik dari kalangan guru-guru ketika ia masih duduk di bangku SMA. Memang, sebagai makhluk individu yang membutuhkan orang lain, Ifit lebih mengutamakan hubungan sosial yang baik dan meletakkan akademik sebagai hal kedua setelah sosial. Ifit menganggap bahwa sosial datang dari diri sendiri sedangkan akademik akan mudah dicapai asalkan rajin belajar. Dengan memiliki banyak teman, Ifit tak hanya mengambil pengalaman dari mereka, tetapi juga terlatih untuk tidak selalu berpikiran buruk terhadap orang lain. Tidak heran pula jika ia dikenal juga dari kalangan dosen, bahkan ia sempat di beri tawaran untuk melanjutkan pendidikan S2 oleh dosennya. Ia selalu berdoa dan berharap semoga sesuatu yang baik yang datang padanya sekarang berujung pada sesuatu yang memang baik untuk kedepannya.
Ifit yang ternyata berasal dari keluarga yang broken home ini memang selalu terlihat ceria, tak lupa disapanya setiap orang yang melewati jalan depan kos nya. Ia juga selalu bersyukur karena rezeki tak pernah berhenti menghampirinya.
“Hidup perlu warna seperti pelangi, seandainya warna hijau saja mungkinkah membawa dunia ? Tuhan itu adil, seandainya aku normal mungkinkah aku bisa sebahagia sekarang ? Mungkinkah banyak orang-orang yang dekat disekelilingku ?” kata Ifit yang memiliki impian membangun sebuah perpustakaan ini memberikan sedikit motivasi. Ia juga selalu berpesan baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain untuk tidak pilih-pilih dalam berteman, karena setiap perilaku positif maupun negatif selalu ada latar belakang yang menyertai, tambahnya.