Tak ada habisnya jika berbicara kekayaan pariwisata Indonesia. Surga wisata di Zamrud Khatulistiwa. Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan luas 2/3 nya terdiri dari lautan, wajar saja jika Indonesia memiliki banyak pantai yang indah dan menawan. Minggu (7/5), saya berkesempatan mengunjungi pantai Baron, salah satu pantai yang ada di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
Karakteristik pantai Baron sendiri mirip dengan pantai Parangtritis, dengan pasir coklat kehitaman serta ombak yangg cukup besar menjorok kelautan dengan batuan kars yang menggunung menyerupai teluk. Air di pantai Baron ini tidak asin, melainkan tawar. Hal ini dikarenakan adanya aliran sungai bawah tanah dari bahan kars di sekitar pantai. Perlu kalian ketahui guys, bahwa air laut dengan air sungai tidak akan tercampur karena perbedaan kandungan, sifat, dan senyawanya.
Menurut salah satu nelayan yang berinisial M, ia menyatakan bahwa setiap lima tahun sekali aliran sungai di pantai Baron akan berubah, yaitu mengalir ke timur terlebih dahulu (membelah pasir pantai) sebelum bermuara di laut.
Salah satu pengunjung yang bernama Ihsan mengaku senang bisa berkunjung ke pantai ini.
“Pantainya bagus ombaknya juga besar di antara teluk pantai, airnya juga tidak asin”, ungkap pengunjung asal Kota Banjarmasin ini.
Jika kalian berkunjung ke pantai ini, kalian akan merasakan sensasi deburan ombak dan hembusan angin yang cukup kuat. Saat saya mengunjungi pantai ini, ombak cukup bersahabat dengan cuaca yang cerah. Hal ini pun dimanfaatkan oleh penduduk setempat, yaitu dengan menawarkan perahunya sebagai jasa memanjakan pengunjung untuk berperahu di atas ombak laut yang bergulung.
Selain itu, banyak penduduk yang menjual cinderamata dan oleh-oleh khas Gunung Kidul serta berbagai macam jajanan lainnya. Ada undur-undur, ikan, dan hasil laut lainnya yang diolah menjadi kudapan untuk dijual di sini, tentunya dengan harga yang terjangkau.
Menurut Dr. Deasy Arisanty, M.Sc, dosen program studi Pendidikan Geografi FKIP Unlam, penduduk di sekitar pantai ini bergantung dengan adanya pantai Baron yang menjadi objek wisata. Dengan begitu, mereka memiliki mata pencaharian dengan berjualan dan sebagai penyedia jasa serta memfasilitasi atraksi wisata bagi pengunjung. Sebagian lagi ada yang merantau, karena merasa sulit bermata pencaharian sebagai petani di Gunung Kidul yang minim air. (Eka Kartika)