Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (BEM FK ULM) sebentar lagi dilaksanakan. Tepat pada 11 Januari mendatang, seluruh mahasiswa FK akan menyalurkan hak suaranya dalam menentukan masa depan fakultas mereka.
Ada 2 pasangan calon yang siap memperebutkan kursi tertinggi dalam ranah mahasiswa internal FK. Mereka adalah Rahmatulloh Pujo dan Ibnu Setyo W. sebagai pasangan calon ketua dan calon wakil ketua nomor urut 1, serta M. Alfian Reswandi bersama Musyafa Addawani sebagai calon ketua dan calon wakil ketua nomor urut 2.
Setelah tahun sebelumnya hanya memiliki satu calon pasangan dan harus puas dengan keputusan aklamasi, BEM FK periode 2017 tentu bisa berbangga diri karena berhasil mendidik kadernya menjadi sosok-sosok yang berani mengambil sikap dan mencoba menjadi penerus tonggak kepemimpinan.
Disampaikan oleh Ahmad Dzilliar’sy Rafiansyah, Ketua BEM FK yang masih menjabat, pada tahun sebelumnya BEM FK hanya memiliki satu calon ketua, sehingga dirinyalah yang dipilih. Namun, pada tahun ini, keputusan untuk mencalonkan diri dari masing-masing pasangan calon murni merupakan keinginan mereka.
Rafiansyah menegaskan bahwa ia sama sekali tidak ikut campur dalam proses penjaringan, karena para calon pasangan sudah maju terlebih dahulu. KPU-lah yang turut andil dalam adanya kedua calon pasangan ini, apalagi karena KPU sempat menunda penutupan penjaringan hingga memerlukan waktu satu bulan untuk bisa mendapatkan calon-calon yang memenuhi kriteria yang ada.
Pada hari Sabtu (6/1), debat kandidat dua pasangan calon dilaksanakan di Aula Fakultas Kedokteran Banjarbaru. Meski sempat mengalami keterlambatan dari waktu yang telah ditentukan, yakni pukul 08.00 WITA, debat akhirnya berlangsung sebagaimana mestinya dari pukul 09.30 WITA hingga selesai.
Selain itu, calon wakil ketua dari nomor urut 2 tidak bisa hadir karena harus menjalani rawat inap akibat sakit, namun debat tetap berjalan lancar. Mirisnya, hanya segelintir mahasiswa FK yang menghadiri debat ini, namun hal itu tetap tidak menyurutkan semangat para calon pasangan untuk menunjukkan kemampuan mereka sebagai pribadi yang dapat membawa BEM FK menjadi lebih baik.
Debat yang dimoderatori oleh Anggi Aditya ini diawali dengan penyampaian visi misi selama empat menit. Dengan meluap-luap kedua pasangan menjelaskan keseluruhan visi, misi dan langkah konkret yang akan diambil ketika mereka terpilih nanti.
Kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antarpasangan calon. Setiap calon diberi kesempatan untuk memberi empat pertanyaan yang akan dijawab oleh calon lainnya selama satu menit. Masing-masing calon mengajukan pertanyaan mengenai penjelasan atas apa yang telah mereka utarakan mengenai visi, misi dan program kerja yang mereka buat sedemikian rupa.
Sesi selanjutnya adalah tanya jawab. Masing-masing panelis mengajukan tiga pertanyaan yang dijawab oleh para calon dalam waktu dua menit. Pada sesi ini, cakupan pertanyaan yang diberikan lebih luas, yakni mencakup kebijakan-kebijakan yang akan diambil atas masalah-masalah yang ada, seperti cara menyikapi isu-isu yang beredar dalam ranah universitas seperti UKT, beasiswa dan perbedaan budaya antarfakultas, serta bagaimana cara mempertahankan dan meningkatkan prestasi ULM sebagai Perguruan Tinggi Negeri Terbaik ke-7 di Indonesia dalam Keterbukaan Informasi Badan Publik tahun 2017. Tidak ketinggalan pula, bagaimana cara BEM FK dapat memberi sumbangsih bagi negara dan kekurangan yang dimiliki oleh FK dari segi organisasi.
Kemudian, giliran pada audiens yang diberi kesempatan untuk memberikan pertanyaan. Setiap individu diberi kesempatan untuk mengajukan maksimal tiga pertanyaan. Ada total 17 pertanyaan yang diajukan oleh 7 audiens yaitu Sam Agus Hidayat Rumbauw, Hadi Saputra, Husein Nafarin, Akhmad Zainoeddin, Mukhlis Zainun Ahmad Kumbara, Silvia Nur Mayasari dan Muhammad Andri Hasymi Fairiza yang dijawab dalam waktu satu menit oleh para calon.
Antusiasme para hadirin terlihat di sesi ini. Kegiatan debat semakin ramai karena sudah melibatkan para hadirin yang datang, apalagi pada sesi ini cakupan pertanyaan yang diberikan sudah lebih melebar lagi dari sesi sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan terkait internal dan eksternal FK pun bermunculan, mulai pertanyaan sederhana seperti tanggapan mengenai bayar parkir di FK hingga pertanyaan kompleks seperti langkah-langkah yang akan diambil untuk menghadapi masalah internal yang ada dalam BEM FK dan kegiatan kemahasiswaan. Terdapat pula pertanyaan yang berkaitan dengan langkah-langkah peningkatan kualitas mahasiswa dan keaktifan BEM FK di ranah luar kampus, serta hubungannya dengan organisasi kepemudaan yang ada di lingkup daerah sekitar FK.
Di sesi ini, Muhammad Andri Hasymi Fairiza selaku ketua HIMA program studi Kesehatan Masyarakat menyampaikan pendapatnya atas kinerja BEM FK yang masih mendapatkan nilai C, atau cukup yang merupakan nilai terendah yang ada dalam standar nilai yang di berikan DPM pada Divisi SEGA dan Divisi KESTARI.
“Tentu harapannya, BEM FK ke depannya bisa mengubah nilai tersebut menjadi lebih baik lagi. Membenahi internal BEM FK perlu menjadi pokok utama yang harus dilakukan, dengan bekerja keras, cerdas, dan tuntas serta merangkul seluruh mahasiswa FK. Bukan tidak mungkin hal tersebut dapat dicapai,” ucap Andri.
Sesi debat ditutup dengan orasi dan kesimpulan yang bersifat kampanye dalam waktu tiga menit. Pasangan nomor urut 2 mengambil BEM BERKOMITMEN sebagai semboyannya dan pasangan nomor urut 1 menyampaikan bahwa amanah tidak pernah salah memilih pundak. Setelahnya, dilakukan sesi foto bersama yang diikuti oleh seluruh pasangan calon, anggota KPU dan seluruh audiens yang ada.
Kedua pasangan calon kompak menyampaikan pesan kepada para mahasiswa FK untuk dapat menggunakan hak suara yang dimiliki.
“Kalo ngaku anak FK, jangan golput. Orang berpendidikan pasti mempunyai pilihan yang baik,” pesan M. Hamam Kamil selaku Ketua KPU FK.
Rencananya, pemilu mendatang akan diadakan outdoor sehingga KPU berharap cuaca dapat mendukung dan pemilu bisa berjalan dengan lancar.
Yuk mahasiswa Fakultas Kedokteran, ramaikan pesta demokrasi di 11 Januari nanti!
Penulis: Najmita Ismiawan
Editor: Siti Hajar Aswat