LPM Kinday

Kabar Kampus Universitas Lambung Mangkurat

Rembulan dalam Do’a

Seperti gelombang laut dengan pasang surutnya, begitu pula percikan api iman dalam jiwa. Kadang bertenaga super seratus persen semangat, di lain waktu turun drastis jadi nol persen gabungan lelah, letih, lesu dan putus asa. Bagaimana ini jadinya?
Bertepatan dengan momen ramadhan ini, mari menjenguk diri. Periksa apa ia sehat atau butuh diobati lewat beberapa baris puisi:

Rembulan dalam Doa
Karya: Ryan

Menjelang petang bimbangku terbang
Berjalan lalang jiwaku hilang
Berkata hati hidup sekali
Nikmati lagi sebelum mati
Kuhanya remaja ingin bahagia
Mengerti cinta nikmat dunia
Mencium langit terpeluk samudera
Tak sedetikpun perduli surga

Hari berhari umurku layu
Masa berlalu jiwaku kaku
Mencintaimu Hai Sang Waktu
Hidup tak malu memuja nafsu
Semua kupunya uang dan harta
Semua kurasa bahagia dan cinta
Kuraup tahta kugenggam bangga
Tetapi nyata jiwaku hampa

Kapan terakhir sujudku ikhlas
Tidak kuingat dosaku lepas
Berabad sudah aku bertaubat
Kini kulupa jalan akhirat

Sungguh dalam hati kecilku
Ingin kembali mengingat-Mu
Meminta maaf tuk semua hinaku
Memohon ampun atas dosa-dosaku
Sungguh dalam hati nuraniku
Ingin kembali menuju jalan-Mu
Bosanku sudah menjamah larangan-Mu
dan tak sekalipun perduli perintah-Mu

Ampuni aku juga hatiku
Maafkan aku juga nistaku
Bersihkan aku dari dosa-dosaku
Berikan aku jalan petunjuk-Mu