LPM Kinday

Kabar Kampus Universitas Lambung Mangkurat

Sasirangan ‘Printing’ Mengancam Produk Lokal

Oleh: Ni Made Lidia Gandhi

Eksistensi kain sasirangan sebagai kain khas Banjar terusik dengan hadirnya sasirangan printing yang didatangkan dari luar Kalimantan. Tidak seperti sasirangan asli yang dibuat menggunakan tangan manusia, kain ini dicetak menggunakan mesin modern. Proses produksinya pun jauh lebih cepat dan motifnya juga beragam.

Sasirangan printing ini lebih cepat laku di pasaran bahkan mencapai 60% dibandingkan dengan sasirangan lokal. Harganya lebih murah dan perawatan yang terbilang mudah membuat produk ini lebih diminati. Kain tersebut diperuntukkan memenuhi kebutuhan seragam sekolah ataupun seragam kantor karena proses pembuatannya lebih cepat.

Para pengrajin kain khas banua mulai merasa tersaingi dengan kehadiran pengusaha sasirangan printing. Meski demikian, mereka tidak mungkin mencegah serbuan produk percetakan ini. Untuk menyiasati pasar, para pengrajin melakukan inovasi pada kain kerajinan yang diproduksinya. Dengan harapan konsumen lebih mudah membedakan antara kain sasirangan asli yang bermutu tinggi dan sasiragan printing yang bertujuan memenuhi kebutuhan ‘instan’ dan massal.

Sasirangan seharusnya dilestarikan karena sasirangan sendiri adalah bagian dari kekhasan budaya Kalimantan Selatan. Pemerintah mestinya lebih berperan aktif dalam mempromosikan kain sasirangan di berbagai kegiatan. Sebagai warga Kalimantan Selatan kita juga harus pintar dalam memilih, karena kalau bukan kita siapa lagi yang akan melestarikannya jangan biarkan budaya kita punah begitu saja. Sebaik-baiknya sasirangan printing, tetap saja kualitas sasirangan lokal jauh lebih bagus.

Editor: Fix