Persmakinday– Kehidupan sosial tidak terlepas dari keberagaman yang memang pada dasarnya sudah ada sejak penciptaan manusia. Manusia diciptakan dengan berbagai ragam bentuk dan jenis, begitu pula dengan mereka yang dikelompokkan dalam nama disabilitas; seperti tuna rungu, tuna netra, dan autisme. Semua warga negara termasuk kelompok disabilitas memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan fasilitas lebih yang dapat membantu keterbatasan mereka.
Karenanya BEM ULM mengadakan Seminar Nasional Kampus Ramah Disabilitas “Menciptakan kesetaraan bagi penyandang disabilitas dalam kemudahan mengakses pendidikan” pada Senin (21/11) bertempat di Aula Rektorat 1 Universitas Lambung Mangkurat. Seminar ini diadakan untuk mensosialisasikan adanya rencana menjadikan ULM sebagai kampus ramah disabilitas ditandai dengan penandatanganan oleh Rektor ULM. Selain itu seminar disabilitas juga diadakan untuk mencari atau merekrut mahasiswa secara close regist untuk menjadi relawan peduli disabilitas di lingkungan kampus.
Selaku pemateri, Prof. Dr. Amka, M.Si, Guru Besar bidang ilmu Manajemen Pendidikan Khusus, menegaskan bahwa Universitas Lambung Mangkurat menjadi kampus yang ramah penyandang disabilitas ditandai dengan adanya Unit Layanan Disablitas (ULD). ULD merupakan unit layanan terbuka yang memberikan kesempatan bagi peserta didik yang merupakan kelompok disabilitas untuk belajar dengan fasilitas yang memadai sejak 2017. ULD mewujudkan aksesibilitas fisik seperti akses yang memudahkan kelompok disabilitas untuk menuju ruang kelas, toilet, aula, serta akses non fisik yang diusahakan akan dikembangkan kedepannya. ULD memberikan akomodasi untuk mewujudkan fasilitas yang layak seperti teknologi, tenaga didik atau juru bahasa isyarat, hingga kurikulum yang menyesuaikan kelompok disabilitas.
Pendidikan Inklusif di Lingkungan Kampus
Universitas Lambung Mangkurat mengadakan mata kuliah pendidikan inklusif terutama untuk calon guru dan dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan atau semua mahasiswa yang sudah siap memberikan pendidikan inklusif bagi penyandang disabilitas. Ini merupakan upaya untuk menjadikan kampus ULM sebagai kampus ramah disabilitas dengan tujuan utama untuk mengadakan kesetaraan dalam pendidikan tanpa terkecuali.
Kampus yang ramah penyandang disabilitas:
- Perlunya ULD (Unit Layanan Disabilitas) di PT
- Kampus terbuka (memberi kesempatan bagi PD untuk belajar di PT)
- Mewujudkan aksesibilitas fisik dan non fisik
- Mewujudkan akomodasi yang layak
- MK pendidikan inklusif untuk calon guru (FKIP/IP)
Rasionalitas Keberagaman
Berkaca dari cerita Abdul Mubin, seorang peserta didik disabilitas pada zaman dahulu mau ikut belajar kepada Rasulullah. Beliau adalah tunanetra yang ingin belajar kepada beliau, guru terbaik bagi penyandang disabilitas yakni Rasulullah sendiri. Beliau mengatakan bahwa kita tercipta dari keragaman karena keragaman itu indah, ragam artinya berbeda, tanda sempurnanya ciptaan manusia harus beragam. Diimplementasikan dalam bentuk keberagaman peserta didik: kesukaan, harapan, keyakinan, latar belakang keluarga, jenis kelamin, bentuk fisik.
Barkatullah Amin, MA selaku pemateri dan Founder Banjarbilitas, mengatakan bahwa hanya ada dua pilihan dalam hidup ini yaitu mati muda atau menjadi difabel di masa tua. Karena semua orang berpotensi menjadi difabel dengan dua faktor difabel atau ketunanetraan yakni prenatal dan postnatal. Berbicara tentang kesetaraan ketika kita tidak memperjuangkan hak hak disabilitas hari ini, maka kita tidak akan tahu kapan kita akan menjadi difabel.
Peran Mahasiswa Guna Mewujudkan Kampus Ramah Disabilitas
Seminar ini menjadi upaya close regist untuk menjadi relawan disabilitas dalam rangka mweujudkan kampus Universitas Lambung Mangkurat yang ramah terhadap kelompok difabel atau disabilitas. Mahasiswa dapat mengikuti kampanye untuk menumbuhkan kesadaran untuk lebih peduli terhadap kelompok difabel yang menjadi minoritas di lingkungan kampus.
“Saya ada untuk anda, I’m for you,” ucap Prof. Amka dalam closing statementnya. Jikalau kita tidak mengaktualisasikan apa yang kita dapatkan dari pendidikan inklusif maka sia-sialah kita ada disekeliling mereka tanpa kepedulian.
Penulis : Shoffiya
Editor : IYD