LPM Kinday

Kabar Kampus Universitas Lambung Mangkurat

Perang Dalil dan Benar Di Atas Dalil

Sering kali kita menyaksikan perbedaan pendapat di antara para ulama, tetapi ini sudah terjadi sejak setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Pada masa itu, perbedaan pendapat atau khilafiyah sudah menjadi hal yang umum. Namun, saat ini perbedaan pendapat antara ulama menjadi sesuatu yang tidak umum, karena masyarakatnya kurang mampu memahaminya dan cenderung fanatik.

Kita harus memahami bahwa kita memiliki hak untuk mempercayai kebenaran yang diyakini, tanpa harus menyalahkan yang lain. Sebagai contoh, jika Ulama A mengatakan suatu perbuatan haram dan ulama B mengatakan perbuatan tersebut makruh, subjek utamanya adalah ulama atau ustadz tersebut yang tentunya memiliki kredibilitas dan keilmuan untuk mengatakan hal tersebut. Sebagai orang awam dan minim wawasan, kita tidak perlu mempertanyakan atau membantah perkataan mereka.

Dalam menghadapi perbedaan pendapat antara ulama, penting bagi kita sebagai individu awam untuk tetap menjaga sikap yang bijak dan menghormati pandangan ulama yang berbeda. Kita tidak memiliki otoritas atau pengetahuan yang cukup untuk memutuskan perdebatan di antara mereka.

Sebagai gantinya, kita dapat mencoba memperluas pemahaman kita tentang isu tersebut dengan membaca dan meneliti pendapat ulama yang berbeda. Kita bisa merujuk kepada sumber-sumber yang kredibel, seperti kitab-kitab keislaman, fatwa dari lembaga-lembaga fatwa yang diakui, dan juga berdiskusi dengan ulama atau ustadz yang kita percayai.

Selain itu, adalah penting juga untuk menyadari bahwa perbedaan pendapat yang konstruktif adalah bagian dari kekayaan warisan intelektual dalam Islam. Kepemahaman yang lebih luas tentang berbagai sudut pandang ini dapat membantu kita memperluas pandangan kita, meningkatkan toleransi, dan memperkuat ikatan persaudaraan umat Islam.

Namun, tindakan fanatisme yang berlebihan atau menyalahkan ulama lain hanya akan memperburuk situasi. Kita harus berhati-hati dalam menyalurkan emosi dan mencari solusi yang konstruktif untuk perbedaan pendapat tersebut.

Ingatlah bahwa Tujuan akhir dari ulama dalam memberikan pendapat mereka adalah untuk mengikuti ajaran agama dan berusaha mencapai kebaikan umat manusia. Oleh karena itu, kita harus tetap menghargai dan menghormati perbedaan pendapat antara ulama, serta berusaha mencari kearifan di dalamnya.

Dalam menghadapi perbedaan pendapat antara ulama, penting juga bagi kita untuk menjaga kerukunan dan persatuan umat Islam. Meskipun mungkin ada perbedaan pendapat, kita harus mengingat bahwa kita semua umat yang sama, mengimani Allah SWT dan mengikuti ajaran agama Islam.

Mengutamakan persatuan dan kerukunan umat adalah lebih penting daripada memperdebatkan perbedaan pendapat. Kita dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan saling menghormati dengan menerima bahwa perbedaan itu ada dan memperlakukan ulama dengan hormat meskipun pendapat mereka berbeda.

Selain itu, kita juga harus menghindari penyebaran fitnah atau perpecahan yang dapat menghancurkan persatuan umat. Jangan mudah terpengaruh oleh isu-isu yang membawa konflik atau memanas-manasi perbedaan pendapat.

Lebih baik jika kita memfokuskan energi kita pada hal-hal yang mempersatukan umat, seperti meningkatkan ibadah, memberikan solusi untuk masalah umat, dan berkolaborasi dalam kebaikan bersama. Mari kita bersatu dalam tujuan bersama, yaitu mencari ridha Allah SWT dan menjadikan Islam sebagai pedoman hidup kita.

Terakhir, tetaplah berhati-hati dalam menyikapi perbedaan pendapat. Jangan menyebarkan atau mempercayai berita palsu (hoaks) yang dapat memicu konflik antara umat. Sebagai umat Islam yang cerdas, kita harus melakukan verifikasi informasi sebelum menyebarkan atau mempercayainya, Dalam menghadapi perbedaan pendapat ulama, sikap bijak, saling menghormati, dan menjaga persatuan adalah kunci. Bersama-sama, kita dapat menghadapi perbedaan dengan kepala dingin, mengejar kebaikan, dan membangun harmoni di antara umat Islam.

 

Penulis: Muhammad Fahri