Sabtu (28/09), bertempat di Gedung Sultan Suriansyah, acara Rapat Senat Terbuka Diesnatalis Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) ke–55 dilaksanakan. Acara yang bertemakan “kita tingkatkan kebersamaan dan kreativitas untuk menuju unlam yang lebih maju” ini dihadiri oleh
Wamendikbud RI, Gubernur Kalimantan Selatan, Rektor dan Pembantu Rektor Unlam, Perwakilan Mahasiswa penerima beasiswa serta perwakilan UKM-UKM di Unlam.
Acara rapat senat terbuka Diesnatalis kali ini diamankan oleh Resimen Mahasiswa (Menwa) yang ditugaskan sebagai panitia keamanan. Menwa mengirimkan perwakilannya sebanyak 22 orang. “Menwa hampir tidak ada mengalami kendala karena sudah terbiasa dengan acara seperti ini,” tutur Ranti, anggota Menwa yang ditemui Kru Kinday.
Untuk persiapan acara, Ranti juga menuturkan bahwa mereka mengikuti4 kali rapat, mendapatkan pengarahan dari PR II dan Pak Muliyadi selaku koordinator keamanan dari Rektorat.
“Acaranya baik, bagus, berjalan dengan lancar, hanya saja mungkin untuk mahasiswanya masih kurang merasa memiliki Unlam, banyak yang merasa mereka itu undangan, padahal ini acara kita, kita mahasiswa Unlam,” ungkap Ranti.
Adapun persiapan dari pihak Rektorat, Jumadi selaku PR II Unlam sekaligus ketua panitia Diesnatalis Unlam ke-55 menuturkan bahwa dia sebagai ketua membentuk tim panitia, dari panitia ini mengidentifikasi tugas−tugasnya, lalu menentukan waktunya, setelah itu pendanaan. Karena hal ini menyangkut banyak hal, merekaakhirnya koordinasi dengan kementerian dan koordinasi dengan tingkat I.
Terkait kendala yang dihadapi, yang paling utama adalah masalah pendanaan, tidak semua bisa terpenuhi, tapi akhirnya bisa dicarikan karena semua pihak berperan pada acara ini, semua panitia saling mendukung,“Alhamdulillah acara sesuai dengan yang diharapkan dan sudah berjalan dengan baik, walaupun masih ada ketidakpuasan karena tidak berjalan 100%,” ungkap Jumadi.
Rahayu, Mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Perikanan Unlam ini bersama 50−60 orang temannya dari Unlam Banjarbaru datang untuk mengikut acara Diesnatalis sebagai undangan perwakilan mahasiswa penerima beasiswa. Rahayu mengungkapkan bahwa dia mendapatkan info adanya Diesnatalis pada hari jum’at dari bagian Kasubag Kemahasiswaan.
Rahayu berpendapat bahwa acara ini bagus, “saya juga baru pertama kali melihat wamendikbud, materi yang disampaikannya juga bagus, jadi kita dapat lebih tau mengenai pendidikan sekarang ini,” ucapnya.
Selain Rahayu, ada pula Baiq Mustika dan Dwi Amini mahasiswi dari Fakultas Pertanian yang menghadiri acara tersebut. Mereka langsung datang ke acara setelah adanya pemberitahuan mendadak,“tahunya dari dosen, pertamanya sihdari kakak tingkat,ada yang mengatakan bahwa ada undangan Diesnatalis di Banjarmasin dan diminta nunggu bis yang akan berangkat jam 10, akan tetapi karena bis tidak datang juga, akhirnya kami naik motor,” ungkap Baiq.
Adapun Susunan Acara Upacara Dies Natalis Unlam ke-55 adalah sebagai berikut:
1. Pembukaan
2. Pembacaan Ayat Suci Al Qur’an & Sari Tilawah
3. Lagu Indonesia Raya
4. Mengheningkan Cipta
5. Pembukaan Rapat Senat Terbuka
6. Pembacaan Sejarah Singkat Unlam
7. Sambutan – sambutan :
a. Rektor Unlam
b. Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan
8. Hymne & Mars Unlam
9. Orasi Ilmiah oleh : Wakil Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI
10. Penganugerahan Tanda Penghargaan
11. Lagu Bagimu Negeri & Lagu Syukur
12. Pembacaan Doa
13. Penutupan Sidang Senat Terbuka
14. Ramah Tamah
15. Peletakan Batu Pertama Pembangunan Pintu Gerbang Unlam.
Pada sambutannya, Rudi Arifin Gubernur Provinsi Kalsel menyatakan bahwa pada Diesnatalis Unlam ke 55 ini alumni Unlam sudah mencapai 70 ribu lebih, bahkan termasuk dirinya dan beberapa orang anaknya juga merupakan alumni Unlam. “Unlam sudah memberi andil bagi kehidupan kami sekeluarga,” ungkapnya.
Selain adanya sambutan dari gubernur Kalsel, Wakmendikbud RI, Musliar Kasimpun menyatakan dalam orasi ilmiahnya bahwadia iri terhadap prestasi Unlam. Sebagai mantan Rektor Universitas Andalas, diatidak mau jika Undas dikatakan kalah saing dengan Unlam. Akan tetapi, dibalik semua itu Musliar menutukan bahwa “tidak ada negara yang bisa maju tanpa memajukan bangsanya.” (ss/rs)