LPM Kinday

Kabar Kampus Universitas Lambung Mangkurat

Apresiasi Seni dan Sastra : KERAJAAN LAMBUNG MANGKURAT

  Malam apresiasi seni dan sastra yang diadakan tanggal 28 September 2013 di Open Space dengan tema “save enggang save borneo save world” ini berlangsung sangat menarik. Acara yang diselenggarakan untuk memeriahkan Diesnatalis unlam ke-55 serta untuk mengenang Rektor pertama sekaligus pendiri Unlam yaitu Brigjen H. Hasan Basri ini berlangsung meriah.

 

Kampung Seni Budaya ( KSB ) yang ditugaskan sebagai seksi kesenian pada acara ini telah melakukan tugasnya dengan sangat baik dalam mengisi penuh acara pada malam ini. Dimulai dari menyanyikan lagu-lagu Banjar untuk membuka acara kemudian dilanjutkan dengan tarian Japin Semangat, karya dari KSB Unlam yang bertemakan tentang semangat pemuda-pemudi.


   Selain itu ada juga pembacaan puisi-puisi, seperti puisi yang berjudul “Pengemis tua” buah karya dari dosen Unlam Banjarmasin. Ada juga puisi “Lambung Mangkurat” karya Acil Tacau dari KSB Unlam, puisi dua bahasa dan musikalisasi puisi. KSB juga membawakan kesenian khas Banjarmasin yang sudah jarang ditemui yaitu Madihin yang dimainkan oleh M. Budi Jaki Hasani.

   Selain diisi oleh para anggota KSB,  acara malam itu juga dimeriahkan oleh penampilan dari para tamu undangan, seperti Pembantu Rektor II yang membacakan puisi “aku malu jadi anak Indonesia” karya Taufik Ismail dalam pidatonya. Pembantu Rektor IV bersama istri yang menyumbangkan lagu berjudul “anak pipit”dan Muhammad Ari yang membacakan puisi karya bapak hasan basri, serta Bapak pembantu rektor tiga yang membacakan puisi buatan beliau sendiri.
Persiapan yang  dilakukan oleh KSB selama tiga minggu membuahkan hasil yang baik. ” hasilnya sudah sesuai dengan yang diharapkan meskipun masih ada kekurangan seperti kurangnya pencahayan” kata pimpinan umum (PU) KSB.

    Memang menurutnya kalau KSB hanya bertugas sebagai pengisi acara saja sedangkan seluruh panitia adalah anggota rektorat jadi KSB tidak bertanggung jawab tentang hal selain pertunjukkan.

   Selain masalah pencahayaan penonton yang hadir  juga tidak terlalu banyak. ” tamu yang hadir juga msih kurang, mungkin karena kurangnya publikasi” ucap PU KSB.

   Acara puncak sekaligus acara penutup pada malam itu adalah pertunjukkan mamanda yang berjudul kerajaan lambung mangkurat.mamanda ini menceritakan tentang bagaimana rakyat kerajaan lambung mangkurat dalam perjuangannya mempertahankan kemerdekaannya dari jajahan Belanda.
   ” Acaranya cukup menarik dan memberikan wawasan tentang berdirinya lambung mangkurat. menurut saya acara paling menarik adalah acara terakhir atau mamanda” kata salah seorang tamu yang hadir. (mn)