Senin (21/10) bertempat di gedung Rektorat lantai 1 Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) diselenggarakan acara Kuliah Umum tentang “Membangun Ketahanan Wilayah melalui Pemberdayaan Demokrasi yang sesuai dengan Jati Diri Bangsa Dalam Rangka Menciptakan Stabilitas dan Kesejahteraan Masyarakat”. Acara ini merupakan acara puncak dari serangkaian kegiatan yang diadakan Rektoran Unlam berkerjasama dengan Korem Antasari sejak Jumat (18/10) diselenggarakannya Jumat bersih.
Dihadiri oleh Pangdam VI/MLW Mayjen TNI Dicky Wainal Usman, S.IP, M.Si sebagai pemberi materi, acara diawali dengan sambutan Pembantu Rektor (PR) III Unlam Idianoor Mahyudin. Dalam sambutannya, PR III menuturkan bahwa telah terjadi banyak peningkatan mahasiswa berprestasi di Unlam dan dia berharap kerjasama berbagai pihak untuk mendukung program-program yang diadakan seperti Program Kreatifitas Mahasiswa, Program Kerja Wirausaha, Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional, Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional, dll.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemberian materi oleh Pangdam VI/MLW Mayjen TNI Dicky Wainal Usman, dalam materinya dia mengatakan bahwa setelah Reformasi tidak ada lagi yang namanya pelajaran moral dan etika diperguruan tinggi, serta wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional itu penting bagi mahasiswa.
“Demokrasi harus sesuai dengan jati diri bangsa. Bagi bangsa Indonesia, Demokrasi adalah pilihan karena merupakan tatanan kenegaraan yang paling sesuai dengan martabat manusia. Demokrasi menghormati dan menjamin pemenuhan hukum,” tuturnya.
Menurutnya reformasi memberi banyak harapan dan membuka keran kebebasan. “Indonesia diurutan 53 demokrasinya,” ujarnya. Dia juga menilai kualitas Demokrasi banyak anarkis dan kekacauan. Bangsa Indonesia adalah kelompok manusia yang mau bersatu, merasa diri bersatu, dan timbul karena mempunyai nasib yang sama dan menempati satu wilayah yang sama.
Kenyataan yang terjadi sekarang sering terjadi perselisihan antara berbagai kelompok masyarakat karena perbedaan suku, agama, golongan, tempat tinggal dan lain-lain. Hal ini merupakan ancaman terhadap persatuaan bangsa. Untuk itu kita perlu mengkaji bagaimana demokrasi yang didukung oleh masyarakat yang berpengetahuan, toleran, berkepribadian dan tidak emosional. Nilai-nilai pancasila merupakan realitas objektif pada kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Pancasila yang mempersatukan kita, dengan pancasila lah bangsa kita tetap eksis. Kekuasaan Negara harus dibatasi agar rakyat dapat mengendalikan Negara.
“tidak ada check and balances dalam trias politika. Keseimbangan dan saling membutuhkan , itulah yang diharapkan dari demokrasi. Sangat kita sayangkan praktek setelah reformasi ini bukan lebih baik tapi malah merugikan,” ujarnya.
Media massa pun yang merupakan agen sosial dalam menjalankan fungsi pertukaran informasi dan sekaligus menyiapkan wilayah publik bagi penyiapan demokrasi pun tak luput dari pembahasan. Mengenai kebebasan media massa yang disalah artikan, seperti pemberitaan provokatif, menciptakan opini baru, kampanye partai, dan lain-lain.
Dicky menegaskan, demokrasi membutuhkan toleransi, menghormati kebebasan orang lain, tidak menyerang pribadi. Kebebasan adalah prosedur pencarian kebenaran, penggalian fakta-fakta secara rasional. Kebebasan menghasilkan keanekaragaman pendapat, kepentingan, bentuk-bentuk mata pencaharian, dan sebagainya. Masyarakat harus mendemokratisasikan diri untuk membuat Negara menjadi demokrasi.
Pendidikan moral dan pancasila diharapkan akan mampu menghasilkan manusia Indonesia yang matang dan mandiri. “Mulai sekarang kita bangun ketahanan diri, ketahanan wilayah dimulai dari diri sendiri. Menjunjung tinggi persamaan, tidak memanipulasi budaya, membawa nama baik almameter,” tutupnya.
Lisna Rahmawati, Kabag Kemahasiswaan Rektorat Unlam mengaku persiapan acara ini berjalan lancar, bahkan peminatnya melebihi jumlah yang diharapkan. Awalnya pihaknya menargetkan sebanyak 300 peserta yang menghadiri acara ini, ternyata yang hadir lebih dari 400-an.
“melalui acara ini diharapkan adanya kebersamaan, meningkatkan disipilin, dan demokrasi mahasiswa,” harapnya. (ra)
demokrasi itu hanya cara utk mencapai tjuan negara…
Negara Sendiri. Budaya Sendiri. Sistem pemerintahan pun harus Sesuai dengan Keadaan Sendiri
demokrasi di negara ini demokrasi bangs*t..
demokrasi yg melahirkan koruptor ulung
bagaimana cara untuk menccapai tujuan negara. sedangkan banyak tikus bertebaran dimana-mana
sehingga membuat istana menjadi sarang tikus2 tak beretika
Chek and Balances…??????
cuma byk Cek nya aja…
aku kd b'isi ading lg…
mengarah ke demokrasi liberal…
demokrasi yang aneh dengan kumpulan orang2 aneh
Tikusnya harus diracuni pakai lem tikus. hahahahahahaah
hidup demokrasi pancasila…..!!!!!!!!!!!!!!
budaya koruuuup…
REPUBLIC DEMOCR*ZY
Demokrasi yg busuk, akan melahirkan pemerintah yg busuk pula…
orang berpendidikan sudah bertransformasi menjadi siluman. sangat hebat gan. tidak tanggung2. mereka sudah menjadi tikus2 ulung nan menjijikan
F*Ck
mari kita bergandengan tangan menuju demokrasi yg adil untuk Indonesia yg lebih baik…
SEPAKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAATTT…………!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
KPK tu pnk sdh lem tikus nya.. tp pinanya lem tikusnya hdk hbs sdh..hehe
SAYA SEPAKAT APA KATA NARASUMBER a.s PAK MAYJEND
JANGAN HANYA BISA MENYALAHKAN
BUKTIKAN KALIAN LEBIH HEBAT DARIPADA MEREKA