- Malam Renungan Suci tanpa DPM
Senin, 28 Oktober merupakan hari yang penting bagi sejarah bangsa Indonesia, dimana pada tanggal tersebut ditetapkan sebagai peringatan hari Sumpah Pemuda. Tak mau ketinggalan, untuk menyambut hari bersejarah itu, mahasiswa dari Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) juga turut merayakannya dengan mengadakan acara yang dinamakan Renungan Suci yang bertempat di Siring Kota Banjarmasin, acara ini dihadiri oleh beberapa BEM Fakultas, perwakilan mahasiswa dari berbagai fakultas, serta UKM-UKM yang ada di Unlam.
Acara tersebut merupakan salah satu agenda dari BEM KM Unlam. Namun, untuk saat ini belum ada satupun dari program kerja BEM KM yang disahkan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Unlam. Saat diwawancarai via jejaring sosial Blackberry Messanger, Arief Heryogi, ketua DPM mengatakan meskipun program kerja BEM belum ada yang disahkan, akan tetapi untuk pelaksanaan program kerjanya diserahkan kepada BEM KM sendiri. “Tetapi DPM menurut ketua pengawasan itu tidak dianggap sebagai program kerja,” tambahnya.Mengenai ketidakhadiran para anggota DPM dalam acara tersebut, ia mengatakan bahwa saat ini dia dan beberapa anggota DPM sedang tidak ada di Banjarmasin. “Untuk anggota yang di Banjarmasin, mungkin mereka memiliki kesibukan lain,” lanjutnya.
Kembali lagi pada pelaksanaan acara tersebut, saat ditemui kru Kinday, Nurul Jannah, selaku ketua panitia mengatakan bahwa acara tersebut bertujuan untuk menyatukan para mahasiswa Unlam sekaligus untuk mempererat tali silaturrahmi. Alasan dijadikannya siring kota sebagai tempat acara, karena dirasa tempatnya lebih merakyat. “Bisa dilihat masyarakat juga, bahwa kita, mahasiswa Unlam sedang memperingati hari Sumpah Pemuda,” tuturnya.
Walaupun pada pelaksanaan acara masih banyak kendala–kendala yang dihadapi, Nurul mengaku hal tersebut masih bisa diatasi. “Sebenarnya acara ini sudah efektif, hanya saja masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki lagi. Kedepannya, jika BEM mengadakan acara ini, diharapkan agar lebih baik lagi dari sekarang,” lanjutnya.Seorang peserta, Fahmi Susilo, anggota dari UKM Taekwondo Dojang Unlam mengatakan bahwa acara ini bagus untuk mengumpulkan mahasiswa Unlam, “masyarakat juga dapat melihat bahwa mahasiswa Unlam itu melakukan pergerakan,” ungkapnya. Dia juga menambahkan, bahwa acara ini sudah bagus meskipun bertempat di pinggir jalan dan walaupun masih kurang efektif.
Berbeda dengan Fahmi, Nazmi, salah satu peserta dari UKM Kompas Borneo Unlam mengatakan bahwa acara ini tidak berjalan dengan efektif. Hal itu dikarenakan tempatnya yang ramai sehingga acara terganggu oleh suara kendaraan bermotor yang lalu lalang di jalanan. “Duduk disini hanya sebagai tontonan massa. Seharusnya cari tempat yang sunyi jika ingin membangkitkan jiwa nasionalisme. Jangan ditempat ramai begini, karena yang ada malah kebanyakan bercandanya,” ungkapnya. (nh/ra)