LPM Kinday

Kabar Kampus Universitas Lambung Mangkurat

“Anakmu Pulang Bu… “


Ibu apa kabarmu?
Apa yang kau makan pagi ini?
Dengan siapa engkau di rumah bu.
Ibu, aku rindu senyum sendumu.
Tanganmu yang mulus, saat aku kecil dan beranjak remaja selalu membelaiku.
Ketika aku jatuh saat bermain, kau selalu merawatku dengan sayang.
Saatku ingin makan, kau sediakan makanan kesukaanku di atas meja makan dan selalu menuruti egoku.
Ibuku sayang, maafkan aku sudah mengecewakanmu.
Membuat engkau gelisah setiap malam datang.
Membuat setiap sarapan pagimu tak nafsu.
Aku tak kemana-mana, Bu.
Aku masih didalam jiwamu.
Di sini aku baik-baik saja dengan semua perjuanganku.
Disini aku masih bisa makan, tapi tanpa keikhlasan senyummu di meja makan, Bu.
Ibu, doakan anakmu ini agar bisa menggerakan para jiwa pemuda yang terkurung dalam bilik kesurian demokrasi.
Aku berdiri disetiap pembangkangan yang pasif.
Hidupku akan berguna ketika melihat engkau senyum atas pilihan jalanku di arah anarkis
Hidupku akan berbahagia apabila restumu menyertaiku di setiap barikade aksi massa yang membeludak.
Jangan kau tangisi dengan sedih.
Tangisi aku dengan haru kebahagiaan.
Semua yang kuperbuat semasa kecil hingga remaja selalu merepotkanmu,Bu.
Aku masih hidup di nadi, jantung, pikiran dan semua organ tubuhmu yang suci
Ibuku sayang, aku akan pulang suatu saat nanti, ketika nafas jeritan saudara-saudaraku terdengar oleh birokrasi yang sepi.
Semoga engkau selalu menyertaiku, Bu.
Rindu dari anakmu yang akan pulang hidup atau mati.
Karya Muhammad Ammar Ridhani
KBU.16.423/A. Balwana