Puluhan pemuda khususnya mahasiswa-mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat dan IAIN Antasari Banjarmasin meresmikan komunitas gerakan pangan lokal chapter Banjarmasin kemarin (9/12) di Kampus Universitas Lambung Mangkurat.
Komunitas ini dibentuk dari gabungan beberapa lembaga diantaranya MITI KM (Mayarakat Ilmuan dan Teknolog Indonesia Klaster Mahasiswa), FIM (Froum Inovasi Mahasiswa) Universitas Lambung Mangkurat, AC (Antasari Cendekia) IAIN Banjarmasin, FKIP Mengajar Universitas Lambung Mangkurat dan LP2DH (Lembaga Pelatihan dan Penalaran Dalam Hukum) Fakutas Hukum Univesitas Lambung Mangkurat.
Komunitas ini adalah komunitas yang arah geraknya fokus dalam mengangkat dan mengkampanyekan produk lokal Indonesia, membangun semangat dan kesadaran kembali ke pasar tradisional. Selain itu, juga mengedukasi masyarakat Indonesia agar peduli terhadap produk pangan lokal dan pentingnya kemandirian dan ketahanan pangan nasional serta bahaya ketergantungan kepada pangan asing.
Pangan, energi dan air kedepannya akan menjadi perebutan bangsa asing, maka dari pada itu kami sebagai pemuda tidak ingin negeri tecinta ini dijajah dalam hal pangan, meihat tingginya impor beras, gandum dan kedelai. Impor beras tercatat ditahun 2015 1,5 Juta Ton, Kedelai 1,5 Juta Ton dan Gandum 8,1 Juta Ton (Badan Pusat Statistika). Tentu kami tidak ingin mengutuk dalam kegelapan, kami sebagai pemuda harus ada solusi konkrit yyang kami berikan, jelas Armadiansyah mahasiswa Hukum Universitas Lambung Mangkurat dan salah satu pendiri Komunitas Gerakan Pangan Lokal.
“Harapannya dengan dibentuknya komunitas ini lanjut Madi dapat mengajak masyarakat untuk membeli, mengkonsumsi dan menanam pangan lokal. Meihat di kota-kota besar sudah maraknya produk-produk asing sehingga produk lokal sudah mulai tergerus.
Dengan membeli, mengkonsumsi dan menanam harapannya dapat meningkatkan ekonomi masyarakat lokal serta mengangkat pangan lokal hingga ke mancanegara. Komunitas ini memang masih tergolong baru dan pertamakali ada di Indonesia, semoga berawal dari Banjarmasin bisa merembet ke daerah-daerah lain di Indonesia. komunitas ini rencananya selain dibentuk di Banjarmasin juga akan dibentuk di Palangka Raya InsyaAllah dalam waktu dekat,” ungkap Yeni Saro Manalu koordinator Wilayah Kalimantan MITI KM.
“Tentu sangat disayangkan lanjut Yeni negara kitakan negara agraris koq bisa-bisanya masih mengimpor beras dari Thailand, kedelai dan gandum dari bangsa lain. Secara wilayah kita lebih luas daripada Thailand jika pulau Kalimantan dan pulau Sumatera saja ditutupi ke wilayah Thailand habis itu negara Thailand tertutupi,” ungkap Yeni.
Penulis: Habibah Nurhayati
—————————————————————————–
Penulis adalah mahasiswa program studi pendidikan Biologi FKIP
Universitas Lambung Mangkurat angkatan 2014