LPM Kinday

Kabar Kampus Universitas Lambung Mangkurat

EVALUASI BANUA 2016, MENATAP RESOLUSI 2017


Presma Kinday  (10/1) Diskusi yang bertemakan Evaluasi Banua 2016, Menatap Resolusi 2017 ini dimulai pada pukul 20.00 WITA yang dihadiri dari beberapa pemuda ormawa dan pembicara keilmuan dari latar belakang  yang berbeda.


             Diskusi yang di Moderatori oleh  Nopri Abadi dan diikuti pemaparan oleh ” 1)  Ahmad Fikri Hadin , SH, L.LM ,  2)Darul Huda Mustaqin , SH.  3) Reza Fahlevi ,S.Pd, M.Pd ,  4) Muhammad Erfa Redhani ,SH  5) Rahmad Hidayat. Diskusi yang diharapkan dapat berlanjutkan kedepan mengingat budaya diskusi yang mulai luntur di kalangan pemuda, karena generasi muda sebagai wadah cakupan untuk menyatukan, cita-cita, cara pandang terhadap kemajuan bangsa dan negara. Diskusi yang diadakan oleh BPI ini merupakan momentum kebangkitan pemuda, pemuda yang diharapkan dapat berpartisipasi menyampaikan pemikirann dan gagasan berupa aksi yang Inovatif, kreatif, dan mampu melampaui zaman output  dengan hasil yang dicapai.
           “Evaluasi sebagai kontrol pemerintahan menuju resolusi pembangunan kedepan yaitu pemerataan dan perbaikan daerah mengingat pemerintahan tidak ada kemajuan yang berorientasi pada pendidikan dan aspek yang lain. “Dan ditinjau bahwa daerah tidak bisa lepas dari pusat, oleh karena itu  perlunya kontrol dari semua elemen untuk mencapai tujuan bersama. Dalam era digital dimana media sosial sangat berperan, tulisan –tulisan yang sangat berpengaruh dalam cara pandang masyarakat sehingga perlunya tulisan yang baik di media sosial, mengingat banyak media yang berpihak pada kepentingan  yang bersifat politik maupun pribadi,media yang tidak berpihak pada kebenaran, oleh karena itu diharapkan bersama, jangan hanya berdebat saja namun mengemukakan pada satu tujuan yaitu kebenaran.” terang Rahmat Hidayat sebagai Sekretaris Asosiasi Pengajar HTN.
          Membahas mengenai dinamika Pendidikan yang perlu dipertanyakan apalagi menyangkut kepada moral yang berpacu kepada pembentukan karekter bangsa . segala pihak elemen yang berpengaruh sangat berperan terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia entah itu kurikulum, guru, masyarakat, keluarga semua elemen terkait kurikulum. Tujuan penting dari orientasi  pendidikan dalam proses pembelajaran yaitu Aspek pengetahuan, keterampilan dan yang paling penting adalah aspek sikap, sayang nya pendidikan pada saat ini hanya menekankan pada aspek pengetahuan dan tidak menekankan aspek- aspek yang lain seperti aspek karakter sehingga mengakibatkan sulitnya membentuk pendidikn yang berkarakter. Masalah pendidikan mengenai ijazah palsu, full day school, pilar pendidikan ,fundamental yang masih sukar dalm pendidikan.
            Penyebab Kemiskinan yang juga disinggung dalam diskusi yaitu dimana banyaknya kepemilikan pribadi , kepentingan pribadi  yang tidak memahami makna pancasila sebagai kontrol yang dipakai sebagai acuan pedoman penting di Indonesia.    Membahas perihal banyaknya masalah di universitas lambung mangkurat yang perlu dibenahi dan di lawan, menyangkut permasalah akreditasi yang masih perlu dipertanyakan, tentang persiapan, resolusi, bahkan akronim.” ungkap Reza Fahlevi, akademis kewarganegaraan FKIP Unlam.
       Mengenai banua, “bagaimana banua kita yang mulai dipandang tenggelam eksisentasinya, diharapkan pemuda banua dapat ikut  berpikir dan berperan, dari hasil analisis diskusi dijadikan evaluasi sebagai kajian anti korupsi, mengingat tingginya kasus korupsi kalimantan selatan yang lepas dari kontrol dari kejaksaan saja sudah mencatat 47 kasus korupsi ditahun 2016 yang disidangkan oleh karena itu diharapkan memanfaatkan celah yang diberikan dengan data dan prosedur yang jelas, dan aspirasi yang jelas.” ungkap Darul Huda.  
“Meskipun evaluasi dari sudut pandang berbeda namun diharapkan dapat di satukan lagi mengingat pada era globalisasi ini musuh yang tidak tampak menjadikan tantangan tersendiri bagi pemuda yang kritis dikarenakan revolusi mental yang banyak diserang . Diiharapkan pemuda-pemuda dapat melek dalam segala aspek, entak itu aspek pendidikan, mental, hukum  dan aspek yang penting lainnya untuk kemajuan bangsa maupun banua. Dari jalan kayutangi untuk banua, dari jalan kayutangi untuk Indonesia.” tutup Rahmat Hidayat.
    Diskusi diselingi dengan pemaparan dari pembicara-cara yang sudah senior dan diakhiri dengan sesi foto bersama dan selesai mendekati pukul dua belas malam.(Wllh)