PersmaKinday(12/1) BANJARMASIN–Beberapa waktu lalu diadakan penilaian dalam rangka akreditasi yang dilakukan di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin dan Banjarbaru oleh Tim Assesor dari BAN PT pada akhir tahun 2016 lalu. Sehubungan dengan hal tersebut membuat Unlam banyak melakukan persiapan dan pembenahan baik itu dari fasilitas, sarana dan prasarana, akademik dan lingkungan kampus seperti yang terlihat saat ini yaitu ditutupnya kantin DPR yang kumuh sehingga lebih bersih.
Namun dari semua upaya yang telah dilakukan tersebut, hasil penilaian akreditasi oleh Tim Assesor dari BAN PT menunjukkan bahwa Unlam tahun 2017 ini masih menyandang akreditasi B. Menanggapi hal tersebut Wakil Rektor 1 Unlam, Dr. Ahmad Alim Bachri, SE, M.Si pun mejelaskan bahwa Unlam tidak bisa mencapai A dikarenakan yang pertama yaitu masih banyaknya program studi yang terakreditasi C, yaitu sebanyak 13 program studi dan banyak program studi baru yang mana program studi tersebut merupakan mandat dari DIKTI. Sehingga secara otomatis dalam proses akreditasi tahun 2017 ini sudah harus terakreditasi semua.
Kemarin, saat Tim Assesor dalam visitasi kebanyakan program studi hasil akreditasinya belum keluar. Seperti S2 Kesehatan Masyarakat yang masih baru, saat itu belum keluar akreditasinya, saat ini sudah keluar, Kedokteran Gigi juga sudah B, Kenotarisan juga sedang ditunggu. Masalah kedua ialah kurangnya jumlah guru besar dari Unlam, dosen-dosen Unlam itu kebanyakannya jabatan menumpuk di Lektor. Seharusnya jumlah guru besar itu lebih banyak, begitu pula halnya dengan Lektor Kepala.
“Kalau untuk SDM kita sudah meningkat, secara teknis tidak ada, karena kekompakan kita untuk mewujudkan A itu sudah sangat bagus, tinggal memperbaiki yang kurang, seperti mahasiswa ditingkatkan lagi prestasinya, dosen-dosen juga banyak membuat karya ilmiah dan patennya, menjaga lingkungan dan fasilitas kampus yang sudah ada,” papar Wakil Rektor 1 Unlam.
Hal ini pun serupa dengan tanggapan dari Dr. Deasy Arisanty, M.Si, dosen program studi pendidikan Geografi di FKIP menambahkan bahwa pada prinsipnya, ia berharap universitas ini lebih maju. Jika belum bisa A sekarang itu dikarenakan ada program studi yang masih C dan ada yang kadaluarsa akreditasinya. Kita masih dalam akselerasi, proses percepatan untuk mengejar akreditasi A. Paling tidak persiapan untuk tahun berikutnya program studi yang akreditasinya C jadi B, yang B jadi A, yang belum terakreditasi jadi diakreditasikan.
“Paling tidak program studi berbenah diri, karena ujung tombak dari universitas ini adalah program studi. Semakin banyak program studi yang terakreditasi A, peluang untuk universitas terakreditasi A juga semakin besar. Untuk mahasiswa semakin banyak mengakses perpustakaan, mengaktifkan hima-hima, itu juga menunjang akreditasi. Kita punya komitmen tidak hanya mencapai A nya saja, yang paling penting Unlam berbenah, itu pun sudah niat yang baik sesuai dengan visi dan misi Unlam, step by step.” ungkap Dr. Deasy Arisanty, M.Si.
Selain itu, batalnya Unlam menyandang akreditasi A pun banyak menuai pendapat dari para mahasiswa, seperti tanggapan dari Heni Nur Hafizah, mahasiswi program studi psikologi di Fakultas Kedokteran Unlam ini menilai bahwa “akreditasi Unlam yang tetap B menyatakan bahwa Unlam belum memadai untuk menyandang akreditasi A sehingga harus berbenah lagi dan mahasiswa lebih sadar lagi untuk berbenah.” tutur Heni.
Tanggapan serupa juga disampaikan oleh Adit Zairullah, mahasiswa program studi ilmu pemerintah di FISIP Unlam ini menanggapi bahwa seharusnya mahasiswa pun harus berbenah diri, seperti aktif dalam organisasi kampus, hima-hima dan sebagainya, agar seimbang karena hal tersebut juga mempengaruhi akreditasi kampus, bukan hanya kewajiban rektor untuk menjadikan akreditasi A. Seperti menjaga kebersihan kampus dan meningkatkan prestasi sebagai mahasiswa. “Batalnya Unlam menyandang akreditasi A mungkin dikarenakan masih terburu-buru dalam berbenah untuk mencapai A, sehingga ke depannya harus lebih baik lagi,” tutur mahasiswa yang kerap disapa Adit ini. (EkK/Wllh)