Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-72 kaum Difabel Banjarmasin menyelenggarakan role playdi Siring Menara Pandang, Banjarmasin pada Minggu (20/8/2017).
Persatuan Penyandang Difabel Indonesia(PPDI), Himpunan Wanita Difabel Indonesia(HWDI), Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak (SAPDA), Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (GERATIN), dan Daksa Banua merayakan HUT RI dengan antusias yang tinggi. Kegiatan ini dilaksanakan sejak pukul 07.00 pagi hingga pukul 10.00 WITA. Dimulai dari jalan-jalan di pinggiran sungai Menara Pandang sampai ke pelabuhan perahu bermotor, dan dilanjutkan dengan menaiki perahu bermotor mengelilingi sungai dekat area Siring. Kemudian, kembali lagi ke pelabuhan.
“Kami ingin membuktikan kepada masyarakat dan pemerintah bahwa para penyandang Difabel juga berhak menikmati keindahan bangunan-bangunan atau tempat wisata yang ada di Banjarmasin. Hanya saja, Banjarmasin yang dikenal sebagai kota Ramah Difabel masih belum memenuhi kriteria aksesibilitas bagi penyandang Difabel, ” ujar salah satu pengurus PPDI, Slamet Triadi.
Kaum Difabel wilayah Banjarmasin begitu antusias mengikuti kegiatan role playini, untuk pengunjung yang pertamakali melihat kegiatan role play ini masih terlihat bingung, karena baru pertama kali juga para Difabel menginjakkan kaki bersama-sama di Siring Menara Pandang, Banjarmasin.
“Memang baru kali ini kami berbondong-bondong mengitari wilayah ini orang-orang pada bingung, dari penyandang Difabel dan Daksa Banua sendiri itu ada sekitar 70hingga 80 orang yang ikut role play, yang paling banyak dari difabel tunarungu, ada juga dari tunadaksa yang memang agak susah untuk aksesbilitasnya di sini. Harapannya kami ingin pemerintah lebih memperhatikan aksesibilitas bagi penyandang difabel, khususnya di daerah yang memang banyak pengunjungnya seperti Siring Menara Pandang ini dan memperhatikan segala aspek yang berkaitan dengan kehidupan kami agar layaknya seperti orang-orang pada umumnya,” sambungnya.
Salah satu pengunjung yang menyaksikan kegiatan role play ini merasa simpatik terhadap kaum difabel yang turut serta memeriahkan HUT RI ini dengan jalan-jalan mengelilingi wilayah Siring Menara Pandang ini.
“Saya merasa simpatik dengan mereka, saya liat mereka begitu bersemangat dari pagi tadi untuk menikmati keindahan di sini. Namun,ada hal yang membuat saya perihatin yaitu kemudahan untuk berjalan bagi penyandang Difabel ini masih tidak sesuai apa yang mereka harapkan, Harapannya semoga pihak pemerhati difabel lebih memberikan ruang untuk penyandang difabel itu sendiri agar dapat berjalan di tempat yang mudah mereka dijalani,” ujar Muhammad Thahir.
“Menurut saya, kegiatan ini bagus sekali untuk memperat tali silaturrahmi sesama yayasan Difabel yang ada di Banjarmasin, dan juga itu kan kegiatan di luar jadi sekalian mengenalkan kepada masyarakat kalo ada nih yayasan yang menangani kaum Difabel,” ujar salah satu pengurus Daksa Banua, M. Birul Azmi.(Ahmad Fajar)