Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (BEM ULM) mengadakan Diskusi dan Silaturahmi Ormawa dan Alumni dengan tema “Menolak Lupa ULM Sebagai Kampus Perjuangan” pada Selasa (13/2/2018) di Aula Rektorat Lantai 1.
Acara turut dihadiri oleh Rektor ULM Prof. Dr. H. Sutarto Hadi dan Wakil Rektor (WR) III Dr. Ir. H. Abrani Sulaiman, M.Sc. Acara dimulai pukul 09.40 WITA dan di awali dengan sambutan dari ketua pelaksana M. Rizal Abdillah, mantan ketua BEM KM Khairul Umam, ketua Ikatan Alumni (IKA) ULM H. Gusti Effendi serta Rektor ULM Prof. Dr. H. Sutarto Hadi.
Dalam sambutannya, Rektor mengatakan bahwa ULM benar-benar universitas perjuangan yang didirikan atas jasa para pejuang. Maksud dari didirikannya ULM adalah menyiapkan sumber daya manusia dalam rangka mengisi kemerdekaan 17 agustus 1945, sebagaimana dulu Dewan Lambung Mangkurat pada 3-10 maret 1957.
“Saya berharap para civitas akademika dan alumni selalu mengingat maksud dan tujuan didirikannya ULM,” ujar Rektor.
Pemaparan materi disampaikan oleh Drs. H. Yusriansyah, aktivis eksponen 66. Beliau menjelaskan bahwa dulu pemahaman komunis telah tumbuh, terbukti dari banyak lembaga yang disusupi PKI, kecuali pengurus masjid dan perguruan-perguruan tinggi. Namun, di Kalimantan Selatan (Kalsel) paham komunis tidak pernah kuat, karena ada sosok Brigjen H. Hasan Basry yang menyatakan PKI adalah partai terlarang di Kalsel. Keputusan tersebut juga membuat Hasan Basry tidak disukai Ir. Soekarno.
“Mahasisiwa dapat mengambil sikap H. Hasan Basry yang memiliki semangat waja sampai kaputing yang dapat mempertahankan satu keputusan,” ucap beliau.
Dilanjutkan oleh Mansyur, S.Pd, M.Hum, seorang praktisi sejarah sekaligus dosen di Pendidikan Sejarah FKIP ULM. Beliau menyampaikan, Hasanuddin HM adalah pahlawan ampera yang gugur untuk memperjuangkan kepentingan rakyat dan salah satu penggerak Tritura yang kemudian gugur di depan Toko Roti Min-Seng.
“Hasanuddin HM harus diteladani, karena sebagai mahasiswa dia sudah berani memberi dan mengeluarkan aspirasi untuk keresahan masyarakat, serta berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutur Mansyur.
Menurut Salman, mahasiswa Ilmu Pemerintahan FISIP, acara tersebut bagus dan membuat pikiran lebih terbuka. Mahasiswa mungkin tidak dapat membalas jasa pahlawan, namun mahasiswa bisa menghargai sembari meneruskan perjuangan mereka.
“Saya mengutip kata Pak Asriansyah, berpikir cerdas, berkemauan keras dan bekerja tuntas. Mungkin itu yang harus dikerjakan mahsiswa saat ini,” kata Salman
Closing statement diisi oleh ketua IKA ULM yang berencana membangun monumen Hasanuddin HM sebagai bentuk bahwa ULM merupakan kampus perjuangan.
“Saya harap ini bukan hanya omong kosong belaka, saya mau nanti saat napak tilas sudah ada bentuk nyata,” papar beliau.
Penulis: M. Syuhada Rahman
Editor: Siti Hajar Aswat