Mewakili Masyarakat Ilmuan Teknologi Indonesia (MITI), Dr. Ir. As Natio Lasman menyebutkan harus ada pengelolaan yang benar dalam pengembangan produksi energi, karena kemajuan suatu negara atau daerah tidak bisa lepas dari faktor kecukupan energinya.
“Perngembangan Energi Baru Terbarukan (EBT, red.) perlu didukung oleh seluruh pemangku kepentingan, dan ini merupakan upaya kita bersama dalam menekankan subsidi energi,” jelasnya pada Dialog Terbuka pada Kamis (22/11/2018).
Dialog Terbuka dari Unit Kegiatan Mahasiswa Penalaran dan Penelitian Forum Inovasi Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (UKM PP-FIM ULM) yang mengusung tema “Meratus dan Energi Terbarukan” itu berlangsung lancar di Aula Rektorat lantai 1.
Selesai dengan Lasman, pembahasan berlanjut mengenai energi di Kalimantan Selatan oleh Surinto, S.T. Anggota Komisi III DPRD Kalsel itu mengungkapkan masyarakat tidak boleh membuat kerusakan jika ingin memanfaatkan energi yang ada.
“Seharusnya kekayaan energi kita ini berbanding lurus dengan kemakmuran masyarakat, tapi kenyataan di lapangan berkata sebaliknya. Kita itu kaya bahan energi tapi miskin energi,” papar Surinto.
Lain lagi dengan Kisworo Dwi Cahyono yang fokus terhadap kekayaan alam Meratus. Direktur Utama WALHI itu menjelaskan bahwa hutan Meratus menyimpan dan mengalirkan air bersih yang berpotensi menjadi sumber energi listrik dan kehidupan. Meski begitu, Meratus tetap terancam dieksploitasi oleh perusahaan tambang.
“Meratus bukan milik negara yang dapat diperlakukan secara bebas, Meratus adalah milik masyarakat Meratus yang belum diakui eksistensinya sampai sekarang,” terang pria yang akrab dipanggil Bang Kis itu.
Penulis: Noor Hidayah, Wasfini