Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Selatan (Dispersip Prov Kalsel) mengadakan acara bertajuk “Menulis Kreatif Ala AS Laksana” di Aula Dispersip Prov Kalsel, Banjarmasin. Acara dilaksanakan pada Sabtu (16/11/2019).
Wildan Mahendra selaku Kepala Bidang Pelayanan dan Pembinaan Perpustakaan menyampaikan tujuan penyelenggaraan acara tersebut yaitu agar literasi masyarakat Provinsi Kalimantan Selatan semakin bagus dengan mendatangkan narasumber yang luar biasa. Selain itu, ia mengapresiasi peserta yang telah berhadir dan berharap mereka menimba ilmu dan mendapat keberkahannya.
“Ke depan, kami menunggu dari banua ini, penulis-penulis baru yang muncul”, tambahnya.
Acara ini sebagian besar dihadiri oleh mahasiswa, mulai dari Universitas Lambung Mangkurat hingga Universitas Islam Negeri Antasari. Selain itu, dosen dan kalangan lain turut berhadir pula.
Selanjutnya, acara dibagi menjadi tiga sesi yaitu penyampaian materi, tanya-jawab, dan latihan menulis. Sesi pertama, penulis cerpen sekaligus wartawan dan esais, AS Laksana, membagikan beberapa pemikiran tentang menulis kreatif.
AS Laksana mengatakan bahwa ia tak akan bisa membuat seseorang menulis sebuah buku, sebab setiap penulis pada akhirnya akan belajar sendiri untuk melakukan hal itu, salah satunya melalui ketekunan. Sebagaimana orang yang rajin berlatih basket ataupun sepak bola, penulis pun harus rajin mengasah keterampilan menulisnya.
Lalu, ia menambahkan bahwa penulis haruslah membuat cerita yang besar. Maksudnya, tak apa kalau kita memuat tokoh yang terdiri dari orang biasa dalam cerita, tapi tindakannya harus hebat. Jika kita membuat tokoh yang biasa dengan tindakannya biasa pula maka tak membuat cerita itu istimewa.
Selain tips menulis, pengalaman beliau ketika menjadi juri pun disampaikan di sana. Ia mengaku menemukan tulisan-tulisan dari partisipan lomba yang kurang baik kalimatnya. Maka dari itu belajar tata bahasa sangat diperlukan untuk menunjang hasil tulisan. Namun, orang yang menguasai tata bahasa belum tentu mampu membuat tulisan yang menarik, masih diperlukan kiat lain untuk hal tersebut.
“Sebagai penulis mau tidak mau kita harus mencintai kalimat, harus mempelajari tata bahasa. Sebab penulis adalah pelukis dari kalimat”, ujar pria kelahiran Semarang tersebut.
Tak hanya memberi tips kepada orang yang suka menulis atau ingin belajar menulis, ia juga memberi petuah kepada orang yang sebaliknya. Ia memberi contoh berupa orang yang menunda untuk menulis skripsi. Penundaan itu sebenarnya dapat merugikan orang tersebut.
“Jika sesuatu itu tidak menyenangkan (maka) segera selesaikan”, ujar esais itu.
Penulis: Anggi