LPM Kinday

Kabar Kampus Universitas Lambung Mangkurat

Menanggapi Sistem Perkuliahan secara Online/ Daring, Efektif Atau Tidak ?

Terkait penyebaran covid-19 yang semakin menyerbak, nyaris seluruh pemerintah daerah memutuskan untuk menerapkan metode belajar jarak jauh secara online atau biasa disebut dengan daring.

Salah satunya ialah Universitas Lambung Mangkurat yang telah menerapkan metode ini setelah diresmikannya surat edaran baik dari rektor maupun fakultas yang  berlaku sejak tanggal 18 Maret 2020 sampai dengan 27 Maret 2020. Penerapan sistem daring yang dirasakan oleh mahasiswa sendiri bersifat efektif maupun sebaliknya, terutama bagi mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA).

Beberapa waktu lalu tepatnya hari Kamis, 19 Maret 2020 pukul 9.30 WITA, melalui via WhatsApp tim LPM Kinday ULM berhasil mewancarai 2 orang mahasiswi aktif program studi kimia angkatan 2016 Wenty Malinda Sari dan Nurnia Audina. Menurut keduannya sistem kuliah daring atau online ini dapat dilihat dari  dua sisi, yaitu sisi yang efektif  dan sisi yang kurang efektif dalam sistem pembelajaran.

Ditinjau dari segi sisi efektifnya, mahasiwa akan lebih paham belajar secara mandiri ketika dosen memberikan tugas sekaligus kesempatan untuk bertanya, hal ini sangatlah membantu bagi mahasiswa yang malu bertanya tatap muka sehingga metode ini  memudahkan mahasiswa untuk paham apabila menggunakan sistem perkuliahan ini dengan baik dan benar.

Meninjau dari sisi kurang efektifnya, perkuliahan daring ini pastinya memerlukan jaringan internet karena bersifat online. Penggunaan jejaring internet tentunya mengorbankan kouta internet itu sendiri. Hal ini sangat dirasakan kerugiannya bagi mahasiswa yang menggunakan kouta pribadi, menurutnya kouta yang diperlukan dalam metode ini tentunya tidak sedikit belum lagi harga kouta yang relatif mahal untuk kartu tertentu.

Hal lainnya yang dikhawaritkan dalam sistem daring juga bagi pengguna wi-fi, dikhawatirkan pada saaat pengerjaan tugas atau ujian tengah semester terjadi pemadaman listrik secara mendadak tanpa himbauan sebelumnya atau pada saat mengerjakan semua itu, server tiba-tiba down atau kemungkinan hal buruk lainnya. Kemungkinan buruk itulah yang membuat sistem daring sendiri dirasa kurang efektif di kalangan mahasiswa. “Selain itu dalam metode itu juga, dikawatirkan mahasiswa sebaliknya malah tidak paham dengan materi yang disampaikan oleh dosen, karena sibuk dengan pekerjaannya sendiri” tutupnya di akhir wawancara.

Berdasarkan hasil wawancara yang didapat, maka dapat kita ketahui perkuliahan secara daring ini juga tidak semuanya efektif, mengingat kondisi virus corona yang sedang menyebar dimanapun dan kapanpun, maka metode daring inilah dinilai salah satu cara paling efektif yang digunakan dengan harapan mahasiwa masih memahami suatu materi yang dipelajari dan yang terpenting untuk tetap selalu menjaga kesehatan, mengurangi interaksi dengan orang banyak demi mencegah hal yang tidak diinginkan semua orang.

(Emaratu)