Persmakinday – Dalam dunia pernikahan, perselingkuhan merupakan kata yang tabu untuk diucapkan. Hal ini merupakan suatu perilaku yang negatif untuk dipraktikkan. Perselingkuhan bukanlah suatu perkara baik dan merupakan salah satu tantangan terbesar dalam kehidupan pernikahan. Beberapa waktu belakangan, ada istilah yang sering kita dengar, yaitu pelakor singkatan dari perebut laki orang. Istilah tersebut kerap dipakai atau ditujukan untuk perempuan yang dicap sebagai orang yang mengganggu rumah tangga orang lain.
Baru-baru ini media sosial sedang dihebohkan dengan kabar perselingkuhan yang marak terjadi di masyarakat. Hal ini seperti sudah menjadi fenomena sosial, khususnya di kalangan para artis, influencer, hingga pejabat.
Apa sih penyebab terjadinya perselingkuhan?
Perselingkuhan adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang untuk setia dalam suatu komitmen pada pasangan. Terlepas dari permasalahan yang dihadapi dalam suatu hubungan, sebenarnya ada beberapa penyebab yang mungkin tidak disadari. Berawal dari hal yang kecil, perlahan menjadi kebiasaan, dan kemudian hal besar muncul.
Berikut beberapa penyebab terjadinya perselingkuhan dalam hubungan pernikahan:
- Kurangnya komunikasi antar pasangan
Kurangnya komunikasi dalam hubungan pernikahan dapat menimbulkan berbagai macam perselisihan kecil hingga besar. Kesalahpahaman atau kurangnya informasi tentang pasangan dapat menyebabkan keretakan dalam rumah tangga. Keretakan inilah yang menyebabkan perselingkuhan.
- Kepuasan seksual yang kurang terpenuhi
Kebutuhan seksual dan tingkat kepuasan seseorang tentunya berbeda-beda, hal ini harus diterima oleh setiap pasangan agar dapat dipahami dan dimaklumi. Jangan biarkan kepuasan seksual yang tidak terpuaskan membuat pasangan menemukan orang lain untuk memuaskan keinginannya.
- Pengaruh lingkungan sosial yang buruk
Lingkungan juga memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan kita, tidak ada salahnya memilih lingkungan sosial yang baik agar tidak terjerumus ke dalam pengaruh negatif.
- Pasangan yang lemah iman dan ingin orang yang lebih menggoda dan menarik
Lemahnya iman membuat pasangan akan berpaling dan mencari orang yang lebih menggoda dan menarik. Namun, jika sesesorang yang kuat imannya dan selalu bersyukur atas apa yang telah ia miliki, maka tia tidak akan berpindah ke lain hati hanya karena masalah fisik.
- Curhat kepada lawan jenis
Curhatan memang dianggap suatu hal yang sepele, namun berdampak besar. Dari sana bisa menjadi awal mulanya percikan-percikan godaaan akan muncul. Dalam Islam pun tidak ada namanya persahabatan antar lawan jenis yang berlebihan, karena disana akan ada setan-setan yang membuai lalu bisa saja menjerumuskannya menjadi cinta.
Curhat ada batasannya
Maka dari itu jika dihadapkan dalam masalah jangan lah curhat kepada lawan jenis baik itu sahabat atau apapun itu, karena saat seperti itulah hati akan mudah goyah sehingga terjadi kesalahpahaman hingga perselingkuhan. Cukup kepada Allah dan sahabat atau keluarga sesama jenis saja untuk curhat khususnya masalah rumah tangga dan tentunya untuk menghindari pandangan kepada lawan jenis selain pasangan kita.
Bagaimana titik terangnya?
Perselingkuhan melambangkan keinginan, rasa sakit, dan kebutuhan untuk membangun hubungan. Perselingkuhan jarang terjadi tanpa adanya konflik atau bahkan tekanan. Di dalam hukum Islam perselingkuhan juga merupakan perbuatan yang mengarah pada perzinahan dan dapat dikatakan sebagai perbuatan zina yang dilakukan berkali-kali oleh pelakunya. Dalam hal ini, Allah SWT berfirman dalam Alquran mengenai zina, “Dan janganlah kalian mendekati zina, karena sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan keji dan jalan yang buruk.” (Q.S Al – Isra’ 32).
Adanya tulisan ini dikarenakan keresahan saya terhadap maraknya kasus perselingkuhan yang sedang heboh di media sosial. Kita sebagai masyarakat jangan langsung mengambil kesimpulan dengan cepat, jangan pula menambah keruh suasana dengan menyebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya.
Siapa pun kita, semoga kita menjadi orang yang setia terhadap pasangan. Menjadi manusia yang tahu dan sadar akan batasan diri, juga jadi pribadi yang tidak henti-hentinya mensyukuri nikmat yang diberi sampai hari ini.
Oleh : M. Hasannudin