Dewasa ini banyak sekali kasus mengenai narkoba muncul ke permukaan. Beritanya hampir terdengar setiap hari di telinga kita. Penggunanya mulai dari kalangan selebritis hingga mereka yang hidup tanpa batas. Seakan tidak ada habisnya, obat-obatan terlarang itu menjadi ancaman nyata. Kalau kita berbicara soal kenapa, tentu saja akan beragam jawaban yang muncul. Yang pasti kita akan keliru jika mencari siapa yang bertanggung jawab akan semua hal tersebut.
Momentum peringatan Hari Anti Narkoba Internasional 26 Juni lalu menjadi pengingat bahwa ada yang benar-benar harus kita perangi di depan mata. Bagaimana tidak, kemunduran kualitas sumber daya manusia, krisis moral dan hal-hal buruk lainnya menjadi dampak buruk dari penggunaan narkotika. Kita tidak bisa menampik, akhir-akhir ini narkota tidak hanya identik dengan orang dewasa, bahkan generasi muda sekalipun kini telah banyak terkuak kasusnya.
Banyak perilaku penyimpangan generasi muda didasari dari obat yang satu ini. Zat-zat adiktif yang terkandung dalam obat-obatan terlarang itu telah banyak menggerogoti syaraf-syaraf otak generasi muda yang harusnya bisa menata masa depan dengan baik. Berbagai latar belakang muncul terkait hal ini, mulai dari himpitan ekonomi, lingkungan pergaulan yang salah dan masih banyak lagi yang lainnya. Semuanya tetaplah tidak bisa kita benarkan, penyalahgunaan Napza seharusnya mampu kita pukul mundur.
Tidak hanya penggunanya, hal yang lebih penting untuk kita soroti adalah mengenai pengedar narkoba itu sendiri. Di kalimantan selatan belakangan ini banyak sekali para pengedar narkoba yang diringkus, penggagalan ribuan kilogram sabu dan pemusnahan ribuan botol minuman keras. Itu mungkin hanya segelintir dari banyak kasus yang masih belum terungkap. Menjadi tanggung jawab kita bersama untuk bisa memerangi narkotika, keliru jika kita hanya berpangku tangan pada pihak yang berwenang. Sekarang sudah saatnya kita terlibat aktif dalam pencegahan barang haram tersebut.
Oleh : SA