Persmakinday– Kamis (23/11/22), bertempat di General Building Lecture Theater ULM Banjarmasin, Diskusi Publik yang dilangsungkan oleh UKM LA2M ULM dengan tema Mencetak Generasi Emas yang Kritis dan Peka Terhadap Pendidikan.
Rangkaian diskusi publik ini diisi oleh beberapa pembicara, yaitu Dr.H. Eddy Khairuddin,ME selaku Koordinator Pengawas Sekolah, Daud Yahya, M.Pd. selaku Dosen Pendidikan Sejarah, Tumiran, S.Pd.,M.M. selaku Kepala SMAN 7 Banjarmasin, Muhammad Ali Muksin, S.Pd.,M.M selaku Kepala SMKN 3 Banjarmasin, Muliyadi, S.Pd, M.Pd selaku Kepala SLB Negeri 2 Banjarmasin, dan Muhammad Meldy Surbakti, S.Pd. selaku Guru SMAN 7 Banjarmasin. Selain itu juga, ada penyampaian mengenai mahasiswa sebagai langkah awal tertib berlalu lintas.
“Melatar belakangi pengambilan tema ini, untuk meningkatkan kualitas dari tenaga pendidikan ini agar bisa menghadapi terjang keadaan saat bekerja atau untuk menghadapi pergantian kurikulum tiap tahun,” Ujar Sri Asih selaku Ketua Pelaksana.
“Kita menghasilkan banyak sekali calon-calon guru yang terjun ke lapangan, sementara ketika kami mengkaji di lapangan banyak tenaga pendidik yang tidak baik-baik saja. Demikian dari sini kami mendapat suatu terobosan bahwa generasi ini harus benar-benar siap, sebelum dia terjun ke lapangan biar benar-benar tahu bagaimana nanti kondisi di lapangan jangan sampai seperti kata pemateri kita tadi setelah wisuda, tiba-tiba dia jadi pengangguran,” Tambah Rizki Muslim selaku Ketua Umum LA2M ULM.
“Nah, jadi generasi emas tadi dibilang juga bahwa pada tahun 2024 Indonesia akan menjadi generasi emas. Saat ini, kondisi guru kita sedang dalam, Ya mungkin kayak sedang dipersulit. Nah, dari ini kita melihat bahwa bagaimana anak-anak itu dididik dibimbing supaya Indonesia ini menjadi generasi emas sementara kondisi tim pengajar kita saat ini sedang tidak baik-baik saja,” Tambahnya lagi.
Untuk target peserta yang menghadiri diskusi publik ini, mereka menargetkan mahasiswa dan juga masyarkat umu, baik itu dari guru honorer maupun masyarakat yang peka terhadap isu pendidikan itu sendiri. Untuk diskusi publik ini sendiri, bukan pertama kali dilaksanakan.
” Ini merupakan program kerja karena kami Lembaga advokasi dan aksi mahasiswa, jadi diskusi publik ini merupakan diskusi yang sering dilakukan oleh bidang advokasi karena ini mengkaji tentang pendampingan terhadap isu-isu yang beredar di masyarakat juga dengan hari Pendidikan. Kalau yang sebelumnya itu, kami pernah kami ada MASASI (Malam Sabtu Diskusi) itu malam pemantik kami mencari isu di situ, untuk melakukan diskusi yang lebih besar sampai saat ini. Nah, jadi itu titik awalnya kalau yang dari sebelum-sebelumnya mungkin kami pernah melaksanakan diskusi terbuka di FKIP sama di SBC, juga sering diadakan diskusi pinggiran mengangkat isu-isu dimasyarakat, ” Jelas Rizki Muslim.
Dari banyaknya isu pendidikan yang beredar, dari terlaksananya diskusi publik ini Rizki Muslim menjelaskan bahwa, dari kita yang datang disini, harapannya kita sudah tahu bagaimana kondisi sekarang, terutama kondisi guru-guru. Dan, kita mungkin dapat membuat hal kecil yang bisa membantu mereka, kalau yang lebih besar mungkin dari tadi ada beberapa guru yang datang. Kalau mungkin dari mereka itu bisa mempertimbangkan ke depannya nasib diA, dimana tadi ada mengutip salah satu kata Bapak guru yang berhadir bahwa honorer itu tidak diberhentikan. Akan tetapi, dialihakan menjadi PPPK. Hanya saja, ada beberapa syarat yang mungkin bisa saja tidak dimengerti oleh Tim Pengajarnya. Dan itulah, yang mungkin harus kita benahi dan sosialisasikan lagi bahwa isu yang beredar dimasyarakat itu honorer diberhentikan. Sehingga, hal tersebut bisa kita angkat kembali isunya.
Penulis : IYD