Oleh : Eka Puspa Sari
Sejak adanya sistem baru dalam pemerintahan mahasiswa di Unlam, kita tentunya mengenal partai mahasiswa yang ada di Unlam. Menurut pasal 19 ayat 1 Anggaran Rumah Tangga (ART) KM Unlam, partai mahasiswa adalah organisasi yang dibentuk oleh sekelompok mahasiswa Unlam atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan mahasiswa melalui pemilu mahasiswa. Pada pemilu raya yang telah lalu, di Unlam terdapat dua partai mahasiswa yang maju dalam pemilu raya, yakni Partai Suara Hati Mahasiswa (SAHAM) yang sampai saat ini masih dipimpin oleh Agusnadi dan Partai Amanat Mahasiswa (PAMA) yang juga masih dibawah pimpinan M. Pajri. Lalu apa saja kegiatan kedua partai mahasiswa ini setelah pemilu raya?
Menurut Agusnadi selaku pimpinan Partai SAHAM ketika diwawancarai kru Kinday via telepon (6/8) mengaku partainy masih mencari kader baru untuk partai SAHAM karena pengurus sebelumnya sudah banyak yang menyelesaikan studi di Unlam. Selain itu parta SAHAM juga mengirim kadernya untuk duduk di Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Unlam.
“SAHAM juga ada rencana untuk mencalonkan salah satu kadernya untuk menjadi Presiden Mahasiswa selanjutnya,” ungkap mahasiswa FKIP Pendidikan Kewarganegaraan ini.
Lain halnya dengan PAMA. Menurut M.Pajri ketika ditemu kru Kinday (16/8) mengungkapkan kegiatan PAMA dari awal terbentuk sampai saat ini masih belum efektif.
“Kegiatannya masih sosialisasi di dunia maya saja,” tambah mahasiswa FH yang saat ini masih menjabat sebagai Presiden Mahasiswa KM Unlam.
Untuk sementara PAMA masih belum melakukan konsolidasi untuk mengajukan calon lagi atau tidak pada pemilu raya selanjutnya.
Terkait dengan keberadaan partai mahasiswa di Unlam, sebenarnya bagaimana peran dan fungsi partai mahasiswa di Unlam sendiri? Menurut pasal 27 yang terdiri dari 3 ayat pada ART KM Unlam menyebutkan fungsi partai mahasiswa adalah sebagai sarana pendidikan politik bagi anggotanya dan mahasiswa umum agar menjadi mahasiswa Unlam yang sadar akan hak dan kewajibannya, penyerap, penghimpun dan penyalur aspirasi politik mahasiswa dan memperjuangkan secara konstitusional melalui mekanisme pemilu mahasiswa serta kebijakan Pemerintahan Mahasiswa, serta rekruitmen politik dalam proses pengisian jabatan politik Pemerintahan Mahasiswa melalui mekanisme pemilu mahasiswa.
Namun menurut Ketua KPU Unlam periode 2011/2012, Busyairi, berpendapat partai mahasiswa berfungsi sebagai penghubung mahasiswa anatar fakultas. “Oleh sebab itu dibentuklah Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) di tiap fakultas. Hal ini sama seperti partai dalam sistem pemerintahan kita saat ini,” tambahnya.
Senada dengan yang diungkapkan Agusnadi dan M. Pajri. Menurut mereka partai mahasiswa di Unlam ini sama seperti partai-partai yang ada di sistem pemerintahan kita saat ini. Namun, menurut M. Pajri selaku presiden mahasiswa BEM KM Unlam menyebutkan keberadaan partai mahasiswa di Unlam saat ini masih belum berjalan efektif sesuai AD/ART KM Unlam.
Apapun itu yang harus dipertanyakan apakah sistem kepartaian di Unlam sendiri sudah sesuai dengan keadaan civitas akademika Unlam? Kebanyakan mahasiswa Unlam seolah-olah tidak peduli dengan keadaan Unlam, ini ditandai tidak sedikit mahasiswa yang tidak mengetahui berapa partai mahasiswa yang ada di Unlam dan apa saja partai itu.
Suatu hal yang sangat ironi jika pergerakan mahasiswa dalam artian sebenarnya tidak didukung oleh mahasiswanya sendiri dengan sikap acuh tak acuh atau bahkan timbul rasa ketidakpercayaan terhadap pemetintahan mahasiswa sendiri. Sedangkan ‘wajah’ keluar pemerintahan mahasiswa dipandang baik-baik saja. Semoga Unlam bisa lebih maju.