Oleh : Riska, Saidah
Bulan Ramadhan di kota Banjarmasin selain identik dengan hal-hal berbau religi, juga identik dengan berbagai macam kuliner khas Ramadhan. Beberapa tahun terakhir Dinas kebudayaan pariwisata Pemerintah kota Banjarmasin mengadakan Pasar Wadai Ramadhan tiap tahunnya, termasuk pada tahun ini, bertempat di depan Masjid Raya Sabilal Muhtadin dan tepat ditepinya adalah Siring Pantai Jodoh, lokasi pasar ini sangat strategis.
Wadai dalam bahasa Banjar berarti kue. Sebagian besar pedagang menjual berbagai macam khas wadai Banjar ketika Ramadhan seperti Bingka, Amparan Tatak, Putri Selat, Wadai Lapis, dan lain-lain. Walaupun begitu banyak juga pedagang lainnya yang menjual makanan khas dari daerah lain seperti makanan khas dari tanah Jawa, Jakarta, Sulawesi, Sumatra bahkan makanan Khas Arab dan Minuman Khas Thailand. Tentunya hal itu menjadi daya tarik tersendiri di pasar ini.
Tapi jangan salah, di Pasar Wadai tidak hanya dipenuhi oleh makanan dan minuman yang mengundang selera, tetapi juga berbagai Aksesoris, mainan, hewan peliharaan, dan banyak lagi. Variasi dagangan ini semakin membuat semarak pasar yang cocok dikunjungi untuk ngabuburit menunggu waktu berbuka. Apalagi lokasinya yang bersebelahan dengan Mesjid Raya, jadi jika tak sempat pulang ke rumah, pengunjung pasar bisa sekalian berbuka bersama di Mesjid, gratis pula.
Bicara soal wadai khas Banjar ketika Ramadhan, yang menjadi primadona tentu wadaiBingka, sejenis kue basah yang rasanya manis ini mempunyai berbagai rasa seperti rasa kentang, tape, telur, hingga Bingka Berandam yang disajikan dengan kuah.
Agustina, salah satu pedagang Bingka yang membuka stand di Pasar Wadai mengaku bahwa dagangannya selalu laris walaupun ada banyak sekali penjual Bingka lain disana. Agustina biasa membuka stand-nya pukul 2 siang hingga pukul 10 malam, “kalau ga habis ya buat dimakan di rumah,” katanya.
Lain lagi dengan Ibu Ifa yang memilih untuk menjual “makanan rumahan” untuk berbuka, berbagai jenis masakan ikan beserta lauk pauk disajikan dimejanya. Walaupun banyak saingan, Ibu Ifa optimis makanan yang dijualnya laris manis.
![]() |
|
Penjual wadai khas Banjar di Pasar Wadai |
Nah, jika bosan dengan kue maupun makanan khas yang menjamur di pasaran, ada menu lain daripada yang lain, hasil kreatifitas mahasiswa Unlam yang juga membuka stand di Pasar Wadai. Lempeng Mushroom atau disingkat Lemush, begitu mereka menyebutnya. Usaha ini merupakan kegiatan PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) yang di ketuai oleh Erik Yustari dan beranggotakan Heza Sridevi, Elysa Aulia Rahmah, dan M. Shodiqin.
Membuka stand di Pasar Wadai merupakan salah satu langkah Erik dkk untuk memperkenalkan Lemush kepada masyarakat, selama berjualan di Pasar mereka mengaku peminat Lemush cukup ramai. Apalagi konsepnya yang unik dan modern, yaitu menyatukan makanan tradisional Banjar, lempeng dengan mushroom yang menjadi salah satu daya tarik Lemush. Hal ini membuat Erik dkk tidak perlu khawatir akan persaingan antar pedagang karena makanan yang mereka jual berbeda dari yang lain.
Erik dkk memulai usaha ini sejak April lalu, sebelum membuka stand di Pasar Wadai, mereka telah memiliki kios sendiri di samping Mesjid Jami, Sei Jingah. Mereka juga giat mempromosikan Lemush melalui berbagai Jejaring Sosial maupun menawarkan secara langsung kepada teman-teman. Mereka menyatakan akan berusaha meneruskan usaha Lemush ini meskipun kegiatan PKM sudah selesai,
“tetapi berhubung kami masih mahasiswa maka tugas utama tetap kuliah, jadi selama mid dan final test usaha ini akan kami liburkan sementara waktu.” Tutur Erik.
jd hdk ke pasar wadai nah…hehe
Mantap, masuk berita ih.. Hahaa