Oleh: Siti Nurdianti dan Ariani.
Sabtu malam (13/12) Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unlam mengadakan acara Mawarung Jilid II dengan tema “Dari Mahasiswa, Oleh Mahasiswa dan Untuk Mahasiswa” di Lapangan Tumpang Lima FKIP Unlam. Acara ini sebagai langkah awal penyatuan aspirasi seluruh mahasiswa FKIP Unlam. Agenda Mewarung BLM FKIP Jilid II ini membahas tindak lanjut dari berbagai aspirasi yang telah disampaikan pada acara Mawarung BLM FKIP Unlam Jilid I tiga bulan lalu (13/10).
Ketua pelaksana, M. Rezky Nurhayat menyatakan acara ini sebagai langkah penyatuan aspirasi mahasiswa.
“Karena kan semua mahasiswa ini pasti punya uneg-uneg. Kalo kata orang, ingin mencurahkannya tapi tidak tahu bagaimana. Nah, kami dari BLM adalah tugas kami untuk menampung aspirasi tersebut dan juga menyampaikannya kepada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan BEM lah yang akan mengeksekusi aspirasi tersebut” ungkapnya.
Aspirasi tersebut kemudian oleh BEM akan disampaikan kepada pejabat FKIP yang berwenang untuk menindaklanjutinya. Ketua pelaksana juga berharap acara ini dapat berlangsung terus-menerus sehingga menjadi sebuah tradisi setiap tahunnya, bahkan kalau perlu setiap beberapa minggu sekali. Adapun aspirasi mahasiswa yang dibahas kebanyakan seputar parkir yang tidak tertib penataannya dan pembayarannya (ada yang bayar Rp.500,- dan Rp.1.000,-), keluhan tentang pelayanan pegawai administrasi, penggunaan lapangan Tumpang Lima yang masih dipungut biaya, serta terkait sarana dan prasarana yang masih kurang.
Rezki menargetkan peserta acara ini harus dihadiri seluruh mahasiswa FKIP Unlam, namun ia menyayangkan tidak semua mahasiswa dapat berpikir terbuka dan mau menyuarakan aspirasinya. Sehingga acara Mawarung ini hanya dihadiri oleh beberapa mahasiswa yang memang peduli saja.
Jihaduddin akbar selaku ketua BLM FKIP Unlam juga menegaskan bahwa partisipasi mahasiswa FKIP Unlam dalam acara Mawarung Jilid II ini masih rendah, terbukti peserta yang hadir tidak memenuhi lapangan Tumpang Lima. Partisipasi peserta yang sedikit itu menunjukkan sikap apatis mahasiswa terhadap keadaan kampus dan musuh terbesar mahasiswa adalah sikap apatis.
“Mahasiswa FKIP Unlam ini kan saribu labih, paling kada sekitar saratus atau dua ratusan yang kawa datang, tapi sayangnya kada tahu kanapa terlalu sadikit yang datang, entah kurang publikasi atau apa padahal publikasi sudah diusahakan semaksimal mungkin” ujarnya.
Menurut Arsyad dari Ikatan Mahasiswa Program Studi (IMPS) JPOK, untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa sebaiknya sertifikat program pengenalan kampus mahasiswa baru dari tingkat fakultas maupun prodi ditahan dulu. Sehingga mahasiswa tidak merasa bebas dan dapat diwajibkan mengikuti acara-acara seperti ini.
Petinggi-petinggi FKIP Unlam juga tidak ada satu pun yang menghadiri acara Mawarung Jilid II ini. Ketidakhadiran itu sangat disayangkan sekali, karena aspirasi-aspirasi mahasiswa tidak dapat langsung ditanggapi oleh orang-orang penting yang berperan besar dalam mengurusi FKIP Unlam.
Menanggapi hal ini, Noor Efendy selaku Ketua BEM FKIP Unlam menyatakan tidak berani mengomentari para petinggi-petinggi FKIP Unlam yang tidak hadir tersebut. Akan tetapi, dia hanya mengetahui bahwa Dekan sedang berada di Malaysia dan mungkin para petinggi FKIP tersebut sulit menyelaraskan jadwal terlebih malam minggu seperti ini.
Pihak BLM dan BEM sendiri tetap mengharapkan kehadiran pejabat kampus dalam acara seperti ini nantinya. Efendy juga menyatakan akan segera bertemu langsung dengan Dekan FKIP Unlam untuk membahas aspirasi-aspirasi yang sudah disampaikan dalam acara Mawarung ini.
Acara Mawarung tetap berlanjut dengan lancar, meskipun tanpa kehadiran para pejabat FKIP. Hal ini dikarenakan begitu banyaknya pembahasan aspirasi dari mahasiswa, pembahasan dikerucutkan pada hal-hal kecil yang bisa segera diselesaikan oleh BEM FKIP Unlam, seperti pengadaan bak sampah dan isu mengenai Surat Keputusan (SK) sekretariat bersama.
Meskipun acara Mawarung Jilid II ini banyak kekurangan dan tidak memuaskan sebagaimana acara Mawarung Jilid I, namun acara Mawarung Jilid II ini mampu mengumpulkan Himpunan Mahasiswa (HIMA) dan Organisasi Mahasiswa (Ormawa) ke dalam Forum Komunikasi Organisasi (FKO) mahasiswa FKIP yang bertujuan untuk menindaklanjuti aspirasi yang dibahas di acara Mawarung tersebut. Rencananya FKO ini akan dideklarasikan satu minggu mendatang (20/12).