Dalam rangka memperingati dies natalis Fakultas Hukum Unlam yang ke-56, banyak kegiatan yang dilaksanakan diantaranya lomba debat hukum, catur, futsal, video documenter, dll, puncak dari acara dies natalis Fakultas Hukum ini dilaksanakan pada Jum’at 19 Desember 2014 tepatnya malam sabtu bertempat di Fakultas Hukum Unlam, dengan Konsep Glow In The Dark , dimana akan ada performance DJ, Noisy dance crew, swaggie fusion, SBI crew, wotage_J, danacoustic music.
Konsep acara glow in the dark ini ternyata menuai pro dan kontra. M. Fahmi Ruji, ketua Komunitas Peradilan Semu (KPS) FH Unlam berkomentar bahwa acara seperti itu akan mengundang hal negatif. Fahmi juga mengatakan bahwa dirinya tidak merekomendasikan anggota KPS FH untuk hadir pada acara tersebut. Selain Fahmi, M. Heri Muliadi yang ditemui kru Kinday Selasa (16/12) mahasiswa semester 3 FH Unlam ini juga mengatakan bahwa dirinya tidak setuju dengan konsep yang diadakan panitia, “saya kurang setuju karena ada DJ yang notabenedilaksanakan di kampus, sedangkan kampus adalah tempat akademis sehingga kurang etis,“ ucapnya.
Berbeda dengan Latif Rahman mahasiswa angkatan 2014 FH Unlam, saat ditanya oleh kru kinday, Rabu (17/12), mengatakan “saya membeli voucher pertama karena saya mahasiswa baru sehingga ingin tahu bagaimana acara di fakultas apalagi ini kan dies natalis, acaranya menarik seperti ada accoustic dan anak muda banget”. Begitupun Risa Mutia, mahasiswa angkatan 2013 ini mengatakan bahwa dia membeli voucher karena tertarik dengan aksesorisnya.
Meskipun menuai pro dan kontra acara puncak dies natalis fh ini akan tetap dilaksanakan. Menurut keterangan dari Rizki Eri Munadi, Selasa (15/12,) selaku ketua pelaksana Dies Natalis FH Unlam ke-56, malam puncak Dies Natalis FH Unlam ke-56 ada dua sesi yang pertama ada sesi formal dan sesi informal. Dimana sesi formal itu akan ada award kepada dosen terfavorit, dosen terinspiratif dan alumni terinspiratif, Pemotongan tumpeng, dan pelepasan balon. Kemudian untuk sesi informalnya seperti accoustic music, dan lain-lainnya.
Terkait pemilihan tema acara glow in the dark,dia juga menjelaskan, “pertama banyak perspektif bahwa kegiatan kita ini negatif, dimana kita ingin mengubah paradigma dari orang-orang yang mengatakan kegiatan ini negatif, sebenarnya kita akan menampilkan kegiatan yang positif layaknya orang yang lagi tren, dimana kata orang ada DJ yang katanya dugem tapi kita beda, kita flash move, flash move itu dalam artian kita ada segi batasan dimana dari segi keamanan sangat diperketat, kita sudah ada koordinasi dengan pihak kepolisian, satpam fakultas, satpam universitas kita koordinasi sama-sama,” ucapnya.
Menanggapi yang kontra terhadap acara puncak dies natalis FH Unlam ini Rizki juga mengatakan, “terhadap yang kontra kita selesaikan secara kekeluargaan, kita datangi mereka mungkin apa solusi terbaik bagi kita, mungkin hal ini sudah selesai, kita sudah menemukan titik temu yang dimana akan melakukan suatu koordinasi dengan mereka yang kontra, untuk koordinasinya sendiri dari segi pemberitahuan acara, bentuk kegiatan seperti apa, kita tidak akan melangkahi dan ada tata trama dalam kegiatan, pelaksanaan, dan lain hal sebagainya,” tambahnya.
Menurut keterangan M.Suryanoor, Rabu (17/12), Ketua Umum Kelompok Studi Islam (KSI) Al-Mizan FH Unlam, yang sebelumnya juga kontra terhadap acara tersebut, menjelaskan mereka berdiskusi langsung dengan Wakil Dekan III, Fathul Achmadi Abby, dimana disana juga ada ketua pelaksana dies natalis FH Unlam, Surya menjelaskan hasil kesepakatan, “Bapak Abby akan tetap berada di kampus memantau jalannya acara selama kegiatan berlangsung, dan acara akan selesai sebelum jam 12 malam.” (ktn/ra)