– Rektor Unlam: Jika Sutarto korupsi, gantung saya di Jembatan Barito
Selasa siang (31/3) , terjadi dialog panas bertajuk “Hearing bersama Pimpinan Universitas” antara Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat dengan para Rektor Universitas Lambung Mangkurat dan para Wakil. Para mahasiswa ini menggelar aksinya dimulai dari depan sekertariat BEM Unlam dan bersama-sama menuju Rektorat Unlam dengan harapan bahwa suara-suara perwakilan mahasiswa ini,dapat didengar.
Sembari menunggu cukup lama didepan Rektorat Unlam, beberapa dari mahasiswa yang ikut, melakukan orasi diterik matahari untuk membakar semangat para teman-temannya yang lain menyuarakan hak-hak mereka sebagai mahasiswa dan permasalah-permasalahan yang masih belum selesai di Universitas dengan seruan lantang “Hidup Mahasiswa!!!”
Sempat berjalan tidak kondusif karena lama menunggu Rektor dan Wakilnya belum berada ditempat, mahasiswa yang cukup lama berdiri menunggu menerobos masuk kedalam Rektorat. Belum lagi karena melihat perwakilan mahasiswa yang datang cukup banyak hari itu, Lisna R selaku Kepala Bagian Kemahasiswaan Unlam yang pertama menyambut rombongan mahasiswa meminta mahasiswa tenang dan hendak memindahkan tempat rapat yang awalnya di Aula 2 rektorat karena banyaknya mahasiswa yang datang.
“Ini rektorat kampus milik kita semua, tolong tenang aja. Tenang, ini (rektorat) rumah kita semua. Ini orang berapa, kita akan carikan ruangan. Ruangan ini kan tidak cukup, supaya kita bisa bicara nyaman.” Ujar beliau.
Setelah diputuskan untuk tetap melakasanakan Hearing di Aula 2, salah seorang petugas meminta untuk satu ormawa satu perwakilan, namun ditolak oleh para mahasiswa yang sedang emosi tersebut.
“Ini sudah perwakilan, ini perwakilan!!!, semuanya perwakilan!!!”. sahut salah seorang mahasiswa dengan suara lantangnya.
Maka semua Mahasiswa yang ada hari itu masuk berdesakan di Aula 2 Rektorat Unlam. Dan yang menyampaikan pendapat diminta dari Fakultas diwakili oleh Bem Fakultas, dan UKM Universitas masing-masing 2 orang baik Ketua ataupun perwakilannya, sedang sisanya untuk melengkapi pendapat dari teman-temannya.
Audiensi yang sebelumnya pernah 2 kali batal ini dihadiri Rektor dan Wakil Rektor 2,3,4,sedang Wakil Rektor 1 tidak dapat hadir kembali panas, karena waktu menyampaikan pendapat hanya di batasi 3 menit diusulkan oleh Rektor, sedang Mahasiswa bersikeras waktu menyampaikan pendapat 5 menit yang kemudian disepakati.
Banyak yang dituntut Mahasiswa kepada Rektor dan para Wakilnya seperti yang pertama mengeluarkan pendapat dari Fakultas Hukum yakni Ariyanto, dia mengeluhkan tentang fasilitas jalan Unlam yang banyak berlobang,tidak ada penerangannya di jalan Unlam pada malam hari sehingga banyak digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, pengelolaan sampah di FH Unlam, dan penggunaan gedung dan fasilitas Unlam.
Lalu dari FKIP disampaikan oleh Efendi, yang ingin mengetahui kejelasan tentang jumlah dana kemahasiswaan dan apakah di Fkip dan fakultas lain sama, permintaan tentang kejelasan prosedur permintaan dana, dan gambaran tentang misi Wakil Rektor 3 tentang meningkatkan kemampuan kewirausahaan mahasiswa.
Sedangkan dari Fisip diwakili oleh Azhar Maulana, dia menyampaikan 2 masalah di fakultasnya, yang pertama terkait dengan LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) yang ada peraturan dari pihak Rektorat bahwa kegiatan ini tidak boleh dilaksanakan keluar, dan kedua masalah yang urgent untuk Fisip yakni ruang perkuliahan yang baru saja dibangun sudah mau runtuh dan meminta pihak rektorat untuk menindaklanjuti dan paling tidak 2 minggu sudah ada geraknya.
Selanjutnya dari Fakultas Teknik disampaikan oleh Muhammad Azmi Rahman, yang mempertanyakan pengadaan barang di FT yang tidak sesuai dengan yang diminta, barang yang diminta seharga 25 juta sedang yang datang hanya 20 juta dan tidak komplit dan sia-sia karena untuk praktikum tidak bisa digunakan, lalu masalah tarif parkir yang berbeda-beda tiap fakultas, dan di slip SPP yang sistemnya masih belum UKT ada pembayaran untuk ICT(untuk pengembangan teknologi) sebesar 25 ribu rupiah sedangkan sistem Web Unlam masih belum memadai seperti yang ada di Jawa , dan terakhir untuk sarana di FT contohnya toilet.
Dari Fakultas Pertanian diwakili oleh Rokhim, mereka lebih mengkhususkan kepada Wakil Rektor 2 , pertama terkait sarana yang ada di Unlam, salah satunya GSG yang bukan lagi sebagai gedung serbaguna namun diperuntukkan sebagai gedung perkawinan, sedangkan jika mahasiswa ingin menggunakan pasti dikesampingkan. Kedua, tentang UKT yang sistemnya subsidi silang namun belum jelas mana yang disubsidi. Dan dalam SPP maupun UKT ada iuran-iuran seperti iuran koperasi,musholla, dan olahraga yang jika diakumulasi bisa lebih dari 1 miliar dan minta kejelasan uang itu berapa,sampai dimana dan dialokasikan untuk apa.
Muhammad As’ad dari Fakultas Kehutanan menyampaikan aspirasi dari teman-temannya tentang UKT terkait dana praktikum yang masih ada pungutan, beasiswa bidikmisi yang dari angkatan 2012 kebawah dipotong, penerangan di Unlam Banjarbaru, serta penyewaan bis unlam.
FMIPA diwakili Ridho mengeluhkan tentang gedung apoteker yang tidak pernah jadi di FMIPA, kesulitan pencairan dana, alat–alat Laboratorium yang tidak memadai, registrasi mahasiswa baru yang selalu di Banjarmasin dan meminta peangadaan loket registrasi untuk Banjarbaru, dan pemerataan pembangunan di Banjarbaru.
Kemudian Dina dari Fakultas Kedokteran menyampaikan amanah dari teman-temannya diantaranya pemeliharaan sarana terkait perhatian pihak rektorat untuk Banjarbaru dan tidak hanya Banjarmasin yang diperbaiki, pencairan dana untuk kegiatan praktikum, penjaringan beasiswa untuk anak-anak Fakultas Kedokteran, dan transparasi slip SPP.
Sedang dari perwakilan fakultas Ekonomi menginginkan transparasi keuangan dengan mengadakan forum khusus tentang penjabaran UKT/SPP serta dana IKOMA(biasanya digunakan untuk kegiatan mahasiswa) dari UKT angkatan 2013 dan 2014 tidak kembali ke Fakultas , Sarana air di toilet Fakultas Ekonomi yang malam hari juga ada kegiatan perkuliahan tidak jalan, jumlah mahasiswa semakin bertambah setiap tahun namun fasilitasnya tidak bertambah, kesamarataan mahasiswa baik di Banjarmasin maupun Banjarbaru dan menginginkan kepentingan mahasiswa(seperti sarana prasarana) lebih diutamakan dibanding umum.
Menjawab semua keluhan dan aspirasi mahasiswa dari Fakultas, Rektor Unlam, Sutarto Hadi menjelaskan terkait sistem dan penggunaan anggaran dan proses-prosesnya, dimulai dari baru dianggarkan sampai menjadi DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) dan DIPA sudah keluarpun belum bisa digunakan sebab peralihan Dikti (Direktorat Pendidikan Tinggi) yang dulunya berada di bawah Kemendikbud ke Kemenristek (sekarang Kemenristekdikti). Seperti untuk aspal, beliau mengatakan sudah dianggarkan 3 tahun mulai dari rektor sebelumnya dan selalu kembali kekas negara.
“3 tahun anggaran, duitnya ada tapi tidak dikerjakan. Bayangkan itu.” Jelas beliau.
Beliau juga menambahkan, kebijakan penganggaran memang tanggung jawab penuh rektor, beliau juga mengatakan jika dia korupsi dia siap digantung di jembatan barito. Dan mendapatkan sambutan riuh dari mahasiswa yang hadir atas pernyataannya.
“Catat. !!! Catat!!! Rekaam rekam!!!” teriak para mahasiswa yang hadir. Rektor Unlam pun juga menegaskan jika orang yang salah proses (salah prosedur) dapat dikatakan korupsi padahal dia tidak korupsi, dan meminta untuk dimaklumi. Dan jika jalan Unlam diaspal sekarang, padahal di fakultas teknik masih ada pembangunan gedung pascasarjana yang mana banyak truk-truk material lewat maka jika diaspal akan rusak lagi.
Dan pembangunan unlam yang direncanakan akan ada 12 gedung baru, yang mana tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dan perencanaannya sudah dilelangkan dan Beliau berharap seminggu kedepan sudah ada pemenang lelang konsultan perencanaan. Rencana pembangunan 12 gedung baru tersebut seperti gedung laboratorium di Banjarbaru, Sport Hall, Student Activity Center, lecture Teater,e-library, pembangunan di fakultas hukum , fisip, dan fkip. Beliau berjanji jika sesuai skedul, akhir 2017 mahasiswa sudah dapat gedung baru dengan alatnya.
Kemudian untuk LDK, rektor mengatakan tidak pernah mengeluarkan peraturan membatasi LDK diluar, dan tidak ada larangan untuk mahasiswa mengadakan LDK diluar kampus. Sedangkan untuk penerangan dikampus akan sesegeranya diselesaikan,dan satpam kampus telah diperintahkan untuk menutup pagar kampus pada pukul 11 malam.
Masalah sampah dikampus, terutama di Banjarbaru yang didalam kampus ada TPA Rektor mengatakan dari laporan penanggung jawab yang ada di Banjarbaru sampah tersebut berasal dari warga sekitar, karena pagar pembatas kampus jika dibangun selalu dirobohkan oleh masyarakat. Dan rektor telah meminta tolong kepada wakil walikota untuk membereskan sampah tersebut dan besoknya langsung bersih. Namun, seminggu kemudian penuh lagi sehingga kemudian telah dirapatkan dan TPA tersebut akan dirobohkan. Beliau juga menambahkan untuk para mahasiswa untuk ikhlas .
“Kalian yang berjuang disini harus ikhlas, karena yang menikmatinya adalah adik-adik kalian.” Pesan beliau. Mahasiswa yang hadir serempak mengatakan iya.
Rektorpun telah berkomitmen untuk transparasi keuangan, jika DIPA telah keluar rincian dana-dananya akan di fotocopi dan disebarkan kepada dekan-dekan. Supaya dapat dikawal semua orang dan tidak akan ada yang berani main-main. Masalah UKT beliau mengatakan tidak ada lagi pungutan.
“Untuk UKT, tidak ada lagi pungutan. Kalau masih ada lagi pungutan lapor ke saya. Dan buat laporan tertulis pada saya.” Kata beliau.
Beliau menambahkan diterima atau tidaknya diperguruan tinggi tidak ada kaitannya dengan penghasilan orang tua. Yang dilihat adalah skor nilai dan testnya.
Menurut beliau, fasilitas dan mahasiswa yang tidak seimbang itu dikarenakan banyaknya peminat unlam. Karena Unlam adalah Universitas paling banyak peminat dibanding Universitas lain di Kalimantan. Sedang untuk GSG di Banjarmasin beliau mengatakan sudah tidak boleh untuk gedung perkawinan dan Banjarbaru akan diusahakan. Lalu untuk fasilitas Gedung, bus unlam dan lain-lain tetap bayar karena semua itu adalah BMN (Barang Milik Negara), bukan milik Unlam. Harus ada pertanggung jawaban dan penarikan dana itu disetorkan kepada kas negara.
Dilanjutkan dari perwakilan-perwakilan UKM-U dipersilahkan untuk menyampaikan keluhan-keluhannya. Dan yang paling urgent adalah dari KOPMA Unlam, Iuran untuk KOPMA dalam SPP ada 5 ribu rupiah tidak jelas kemana, uang tersebut dari data yang dikumpulkan pihak KOPMA berjumlah sekitar 700 juta. KOPMA merasa uang itu hanya mempersulit mereka dan lebih baik dihentikan saja karena uang itu ada atas nama KOPMA namun KOPMA pun sulit untuk mengambilnya.
Lain lagi dengan KSB (Kampoeng Seni Boedjaja), mereka menanyakan apakah didalam Student Activity center yang akan dibangun akan ada ruang kesenian lengkap dengan perlengkapannya, kesulitan peminjaman sound system yang sulit ke rektorat,dan penyeleksian festival borneo. Sedang Lpm Kinday mengeluhkan tentang penganggaran dana penerbitan yang tidak masuk dana kemahasiswaan sehingga berpengaruh pada oplah tabloid,dan meminta agar tidak ada lagi intervensi terhadap lembaga pers. Dan berbagai hal yang lain yang dikeluhkan oleh UKM-U seperti jatah ATK, pendanaan untuk Ormawa, pembuangan sampah diUnlam, dan tentang sponsor rokok yang tidak diperbolehkan lagi.
Sedangkan DPM akan melihat tindak lanjut dari rektor dalam 14 hari kedepan dan transparasi dari rektorat sendiri. Dan Bem unlam meminta transparasi anggaran setiap fakultas, lalu anggaran kemahasiswaan yang dikelola Warek 3 untuk diserahkan kepada organisasi Mahasiswa saja.
Sedangkan Rektor meminta tidak mungkin dilakukan dalam 14 hari , namun semua yang telah diungkapkan pada hearing hari itu tetap akan menjadi komitmen bagi Rektor. Rektor juga beranggapan administrasi dana untuk kemahasiswaan tidak mungkin di serahkan pada Mahasiswa langsung dan untuk dana fakultas tergantung berapa banyak mahasiswanya.
Selanjutnya, Rektor meminta untuk diadakan lagi hearing ini dan Dekan-dekan difakultas akan diundang dan beliau mengatakan tidak perlu takut untuk mengkritisi kebijakan kampus. Acara yang berlagsung selama hampir 4 jam ini, ditutup dengan memberikan selamat ulang tahun kepada Rektor Unlam yang berulang tahun tepat pada hari itu dan saling berjabat tangan. (Mfh)