Oleh: Nia Novita Putri
Suasana mendung ditemani gerimis hari ini (20/2) tak menyurutkan semangat para mahasiswa untuk memperingati 50 tahun gugurnya Pahlawan Amanat Pembelaan Rakyat (Ampera) pertama di Indonesia.
Kamis (18/2), berdasarkan surat edaran rektor, mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) diliburkan dan diganti menjadi kegiatan bakti sosial dan gotong royong. Setelah itu dilanjutkan pada Jumat malam (19/2) di Mesjid Kampus, Mesjid Baitul Hikmah, diadakan acara Haulan dan hari ini puncak dari peringatan dimana mahasiswa mengadakan napak tilas yang dimulai dengan acara pembukaan di halaman Bank Mandiri di Jalan Lambung Mangkurat yang dulunya adalah kampus Unlam.
Sekitar 1500 mahasiswa berjalan dari halaman Bank Mandiri menuju Jalan Jendral Sudirman, lalu ke Jalan Perintis Kemerdekaan menuju Jalan Piere Tandean setelah itu rombongan melakukan upacara mengheningkan cipta di kantor Ajenrem 101 Antasari. Perjalanan dilanjutkan kembali melewati Jalan Sudimampir dan singgah di depan Toko Roti Min Seng, untuk acara tabur bunga di mana pejuang bangsa dari Unlam ini tertembak. Peringatan ini ditutup dengan berziarah di makam Hasanuddin HM yang terletak di Kompleks Pekuburan Muslimin, Jalan Masjid Jami, Banjarmasin yang kuburannya satu komplek dengan Pangeran Antasari, yang merupakan Pahlawan Nasional.
Napak tilas ini dihadiri oleh Rektor Unlam, para anggota IKA Unlam, dan juga dihadiri oleh Gubernur yang baru terpilih, Sabirinnor serta turut bergabung pula para pelajar SMA dan mahasiswa dari kampus lain pun turut berpartisipasi dalam acara napak tilas ini seperti dari IAIN Antasari, Politeknik Banjarmasin, STIE Indonesia, STMIK Banjarmasin, STIA Bina Banua, dan dari kampus lain.
Napak tilas ini adalah agenda tahunan yang dilaksanakan oleh IKA Unlam untuk memperingati Hasanuddin Bin Haji Madjedi, seorang mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat yang pada tanggal 10 Februari 1966 bersama teman-temannya menyuarakan Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) yang terdiri dari turunkan harga sembako, bubarkan kabinet 100 Menteri dan bubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI). Namun usahanya dalam menyampaikan aspirasi rakyat tersebut malah dibalas dengan tembakan yang pelakunya pun tak diketahui hingga hari ini.
“Saya berharap bagi teman-teman yang mengikuti acara napak tilas ini dapat mengambil nilai dari kegiatan ini dan dapat mengambil semangat juang dari seorang Hasanuddin HM,” ucap Reza selaku seksi acara Peringatan gugurnya pahlawan ampera yang ke 50 tahun.
Kinerja panitia pelaksana tahun ini dianggap cukup solid karena sudah terkoordinasi dengan Himpunan Mahasiswa, berbagai UKM, dan kampus-kampus lainnya. Hanya saja yang dikeluhkan oleh Gusti Rusdi Effendi, ketua IKA Unlam, kegiatan Haulan Jumat malam tadi cukup mengecewakan karena tidak sesuai dengan yang diperkirakan, hanya sekitar 50 orang saja yang dapat berhadir.
“Untuk tahun berikutnya, saya mengharapkan agar lebih meriah lagi, lebih banyak lagi yang ikut berpartisipasi karena semangat dari orang-orang yang ikut acara ini yang diperlukan kalau perlu seluruh mahasiswa turut andil dalam acara ini,” harap Gusti Rusdi.