Tepat pasca upacara peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang ke-72 di Open Space Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin (17/8), ULM adakan lomba untuk memeriahkan peringatan kemerdekaan RI ini. Ada empat lomba yang disiapkan oleh Sub-bagian Umum, yaitu lomba tarik tambang, lomba balap karung, lomba kelereng serta lomba makan kerupuk.
Nahasnya, di antara ribuan warga ULM, lomba ini hanya diikuti sekitar 20 orang mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari data peserta lomba arik tambang putra-putri yang masing-masing hanya terdiri dari 2 grup yang kemudian menjadi juara 1 dan 2, serta lomba balap karung putra yang diikuti oleh 9 orang.
Ditemui oleh LPM Kinday, Hj. Elisnawati staf bagian Umum menjelaskan bahwa sebelum upacara memang tidak ada pemberitahuan maupun himbauan kepada warga ULM untuk mengikuti rangkaian lomba yang telah disiapkan oleh pihak rektorat. Himbauan mengikuti lomba untuk memeriahkan peringatan kemerdekaan ini pun baru diumumkan melalui pengeras suara saat upacara selesai.
“Tidak ada sosialisasi sama sekali ada lomba, mahasiswa juga masih pada libur dan tidak banyak yang ada di kampus”, jelasnya.
Di sisi lain, seorang mahasiswa mengaku tidak tahu tentang lomba yang diadakan setelah upacara. Seperti yang disampaikan Latifah Listiawati, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Ia mengaku tidak mengetahui informasi apapun setelah menghadiri upacara, selain itu ia juga harus menjemput adiknya yang bersekolah di salah satu SMA di Banjarmasin sehingga ia memutuskan untuk langsung pulang.
“Kalau ada diberitahu tentang lomba pun kayaknya tetap tidak bisa ikut, karena sudah berjanji menjemput adik di sekolah,” tuturnya.
Ketika ditanya alasan mengapa masih mau mengikuti lomba di saat antusiasme warga ULM sepi, Nani, mahasiswi yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP menjelaskan keberadaannya sebab arahan dari ketua BEMnya untuk tetap berpartisipasi dalam lomba tarik tambang dan lomba kelereng.
“Ketua BEM nya lagi tidak ada di Banjarmasin, tapi menghimbau kami (Anggota BEM FISIP, red.) untuk tetap memeriahkan lomba”, jelasnya.
Mengingat tagline ULM adalah kampus perjuangan, M. Wildan Firdaus, mahasiswa JPOK ULM Banjarbaru menyayangkan sedikitnya antusiasme mahasiswa mengikuti lomba yang diadakan. Ia berpendapat, sebagai mahasiswa yang tinggal menikmati hasil jerih payah pejuang-pejuang terdahulu, mahasiswa baiknya ikut andil dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang disiapkan.
“Mungkin mahasiswa menganggap kemerdekaan sebagai suatu hal yang biasa tanpa arti penting, itulah kenapa antusias mahasiswa jadi kurang,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Wildan mengatakan bahwa Indonesia sudah 72 tahun merdeka, tapi nyatanya antusias mahasiswa sangat sedikit, bisa jadi mahasiswa hanya menganggap kemerdekaan merupakan hal biasa yang setiap tahun diperingati.
“Soekarno pernah berkata berikan aku 10 pemuda maka akan ku goncangkan dunia, ini mahasiswanya aja tidak semangat bagaimana mau menggoncangkan dunia?” tutupnya. (Siti Hajar, Siti Nurdianti)