Persmakinday – Menjelang akhir tahun 2017, Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk pertama kalinya akan mengadakan lomba Unit Kegiatan Mahasiswa atau UKM terbaik tingkat Universitas.
Adapun beberapa syarat dalam penilaian lomba ini, antara lain kebersihan sekretariat, kelengkapan administrasi, prestasi, program kerja, dan keaktifan anggota organisasi dalam mengikuti kegiatan.
Sayangnya, Lomba UKM terbaik ini hanya diikuti oleh 15 UKM dari 17 UKM. Ini dikarenakan 2 UKM yakni Forum Inovasi Mahasiswa dan UKM Lambung Mangkurat Debate Society baru terbentuk dan belum memenuhi syarat penilaian.
Khairul Umam, selaku Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ULM menyatakan bahwa ini merupakan program yang baik dari rektorat untuk mengetahui sejauh mana perkembangan masing-masing UKM.
“Program yang baik dari rektorat, juga sebagai evaluasi bagaimana sejauh ini perkembangan dari masing-masing UKM,” tutur Ketua BEM yang akrab disapa Umam ini kepada LPM Kinday (06/11).
Ia juga berpendapat bahwa bila ada yang kontra, tentu tidak menjadi masalah. Setiap UKM punya pendapatnya masing-masing, kalaupun ada yang kontra berarti ada pertimbangan terkait teknis yang perlu diperbaiki atau sosialisasinya harus lebih ditekankan, karena ini program yang baru.
Walaupun cukup mengejutkan karena baru saja diadakan tahun ini, banyak yang menanggapi pemilihan UKM Terbaik ini cukup positif, seperti Marlina, ketua dari UKM-Persatuhan Setia Hati Terate (PSHT). Menurutnya, kegiatan penialaian ini sangat bagus agar semua UKM bisa lebih tertib lagi.
Senada dengan Marlina, Muhammad Habibi selaku ketua dari UKM Lembaga Aksi dan Advokasi Mahasiswa (LA2M) mengaku senang karena penilaian bisa menjadi jembatan agar pihak ULM dapat mengetahui masalah-masalah yang tengah dihadapi UKM, serta memacu semangat UKM agar lebih aktif dan baik lagi dalam melaksanakan kegiatan mereka.
Berbeda halnya dengan Noza Kurniawan, ketua UKM Kampoeng Seni dan Boedaja, di samping hal-hal bagus untuk memotivasi dari masing-masing organisasi agar sekretariatnya tetap bersih dan tertata baik, pemilihan UKM Terbaik ini dikhawatirkan akan menimbulkan kecemburuan sosial.
“Kalau nanti ada yang berfikir ada organisasi yang dianakemaskan dan dianggap lebih baik dari organisasi lainnya”, ujar Noza.
Hemat Kurnia, Ketua UKM Korps Suka Rela (KSR) pada dasarnya seluruh UKM sudah melakukan hal yang maksimal untuk terus melakukan perbaikan di organisasi dengan dinilai atau tidak dinilai. UKM terbaik tidak dapat dinilai dari satu aspek saja, karena fokus setiap UKM itu beragam, ada fokus pada kegiatan sosial dan juga ada yang fokus pada prestasi seperti mendapatkan piala atau medali.
Setelah dikonfirmasi LPM Kinday, Dra. Hj. Lisna Rahmawati, M.Pd menjelaskan bahwa Penilaian lomba seperti ini sebenarnya sudah direncanakan sejak lama, namun sering kali tertunda dan baru tahun ini bisa dilaksanakan atas amanat dari Wakil Rektor III.
Lisna juga berharap, dengan adanya penilaian UKM terbaik ini, semua UKM yang ada di ULM akan merasa termotivasi dan akan tumbuh rasa memiliki dalam organisasinya, sehingga walaupun dengan keterbatasan sarana yang ada mereka akan tetap mencoba cara-cara kreatif untuk mengembangkan organisasinya.
“Karena organisasi adalah bagian dari pembelajaran dimana nantinya kalian akan terjun ke masyarakat langsung”, tuturnya (27/10).
Sedangkan untuk hadiah bagi UKM yang menang nantinya akan berupa piagam untuk dipajang di sekre sebagai tanda bahwa mereka adalah pemenang dari pemilihan UKM terbaik tahun ini. Adapun pengumuman hasil lomba kemungkinan akan diumumkan pada bulan November ini menunggu selesainya proses Surat Keputusan (SK) pemenang.
Oleh: Gloria Lanina