Berita penangkapan pedagang pentol di Komplek Mekatama Raya RT 38 RW 4, Kelurahan Guntung Manggis, Kota Banjarbaru yang beberapa hari terakhir viral resmi dinyatakan hoax. Sebelumnya, sebuah media online sempat menyebutkan bahwa daging yang digunakan oleh pedagang pentol tersebut berbahan dasar daging kucing. Namun, pihak kepolisian Kota Banjarbaru segera mengklarifikasi bahwa berita tersebut tidak benar alias hoaks.
“Hoax. Tidak ada mengamankan apalagi melakukan pemeriksaan. Diharapkan kepada masyarakat Banjarbaru yang bijak dalam menyikapi kabar, cek dan ricek agar faktanya benar. Bijaklah dalam menggunakan media sosial,” ungkap Sudarno, Ajudan Komisaris Polisi yang mewakili Kapolres Banjarbaru, Kelana Jaya, kepada media terkait, Selasa, (10/04/2018).
Hal tersebut mendorong kru LPM Kinday untuk terjun langsung ke lapangan. Pada Kamis, (12/04/2018) penulis berhasil menemui Nurdiansyah selaku Wakil Ketua RT 38 RW 4 Komplek Mekatama Raya untuk mengklarifikasi kembali berita tersebut.
“Awalnya warga sempat resah dan enggan membeli pentol lagi. Namun, setelah mengetahui berita tersebut secara resmi dinyatakan hoax oleh kepolisian, masyarakat kembali membeli seperti sebelumnya,” cerita Nurdi.
Nurdi mengaku, pihak polisi tidak pernah melakukan penangkapan sebulan yang lalu pada pedagang pentol seperti yang diberitakan oleh salah satu media online. Ia juga sempat bingung ketika polisi datang ke rumahnya untuk mengklarifikasi berita penangkapan tersebut. Dirinya bahkan kaget ketika tiba-tiba namanya sudah termuat di salah satu media online. Polisi yang awalnya ingin menggali informasi pun bingung karena Nurdi tidak mengetahui asal usul berita tersebut.
“Untungnya kejadian ini sudah selesai, dan berita pun sudah dinyatakan hoax. Kepolisian hingga Dinas Perdagangan sudah datang untuk klarifikasi langsung dengan saya. Paman pentol yang dimaksud pun sebenarnya sudah tidak berjualan di sini lagi, bahkan sebelum berita ini viral,” lanjut Nurdi.
Nurdi berharap di masa yang akan datang pihak wartawan dapat melakukan konfirmasi secara langsung sebelum berita diterbitkan. Ia yang sejak empat tahun lalu menjadi Purna TNI mengaku pernah menghabiskan dua tahun bekerja di media percetakan.
“Jadi sebelum berita saya terbit, saya selalu melakukan konfimasi kembali untuk kebenarannya,” ujar Nurdi.
Dengan ini, diharapkan pembaca berita bisa lebih berhati-hati dan teliti dalam menerima informasi yang disebarkan berbagai media, serta lebih bijak dalam menanggapi suatu berita yang cenderung bertujuan untuk menarik minat pembaca dengan judul yang bombastis.
Penulis: Eggy Akbar Pradana