LPM Kinday

Kabar Kampus Universitas Lambung Mangkurat

Windi, Hidup dan Mati untuk Petani

Oleh: Dedi Kurniawan

Peserta Lomba Menulis Profil Tokoh Banjar Pekan Jurnalistik Nasional LPM Kinday Unlam 2018

 

Hidup dan Mati untuk Petani, mungkin inilah gambaran yang cocok untuk tokoh yang tergolong masih muda ini. Windi adalah lulusan dari Fakultas Pertanian Program Studi Teknologi Industri Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Ia memilih jurusan itu karena kedua orangtuanya memang bekerja di bidang pertanian. Seolah pertanian sudah mendarah daging, ia benar-benar menyukai bidang tersebut.

Saat di bangku kuliah, ia fokus pada bidang off-farm, yaitu kegiatan yang mengusahakan hasil kerja para petani dapat memiliki nilai jual di pasaran.

Windi juga aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan. Ia pernah diamanahi menjadi Ketua Asosiasi Pasar Tani dan menjual produk-produk mahasiswa di Lapangan Murjani pada saat itu. Pada tahun 2011, ia terpilih menjadi Ketua BEM Fakultas Pertanian.

Meski sibuk berorganisasi, Windi tetap tidak melupakan kewajiban mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan, hingga ia lulus dengan IPK yang memuaskan.

Berbekal relasi dari organisasi, ia segera memberanikan diri untuk berwirausaha di bidang hortikultura pasca mendapat gelar sarjana, sedang kebutuhan finansial ia pinjam dari bank dan teman-temannya.

Saat ini, ia fokus membantu petani-petani jagung dalam menyalurkan hasil-hasil panen mereka. Ia juga memberi bantuan modal berupa benih-benih tanaman, salah satunya adalah benih beras Banjar.

Menurutnya, saat ini kondisi petani beras Banjar sedang tidak menguntungkan. Hal itu disebabkan oleh masa tanam yang lebih lama dari jenis beras lain, yaitu sekitar 7-8 bulan sehingga keuntungan yang didapat cukup rendah saat masa panen.

Oleh karena itu, ia memberi siasat agar para petani menjual hasil panennya dua bulan setelah masa panen, karena pada saat itu stok padi mulai menipis dan petani akan mendapat keuntungan yang lebih besar.

Meski bisnis beras Banjar tidak begitu menguntungkan, Windi tetap menekuninya. Harga yang tidak seberapa itulah yang menurutnya menyebabkan petani beras Banjar tidak sejahtera, padahal hasil panen melimpah.

Selain itu, ketidakjelasan harga beli dari pengepul juga membuat petani merugi. Windi berharap pemerintah daerah segera membentuk koperasi tani agar petani bisa memiliki jaringan pasar, serta agar pengepul tidak sembarangan lagi menentukan harga sehingga keuntungan bisa merata.

 

Nama: Windi Novianto, S.TP

TTL: 12 November 1988
Pekerjaan: Wiraswasta (Agropreneur)