LPM Kinday

Kabar Kampus Universitas Lambung Mangkurat

PENGHUJUNG RINTIK

Karya: Sri Annisa

Aku menulisnya ketika hujan kembali membumi, dan semesta seakan memahami, ada jiwa-jiwa yang ingin mengenang cerita kembali, bersama hujan yang jatuh kali ini.

Aku menikmatinya sambil mengingat hari dimana kita pernah bermain bersama hujan, hari itu benar-benar menenangkan, dan setiap hari bersamamu akan menjadi hari yang tak pernah aku lupakan.

Bersamamu, Aku tidak lagi meminta hal lain untuk dikabulkan. Denganmu, Aku melupakan hal yang melelahkan.

Kau menjadi orang yang selalu bisa memecahkan hening dikepalaku.

Kau menjadi orang yang selalu bisa mengukir senyum di wajahku.

Sampai kau menjadi orang yang meremukkan anganku.

 

Dulu, kita pernah bercerita banyak hal, kau menceritakan masa lalumu yang selalu ingin kucari tahu.

Kau selalu menjadi sosok yang hebat, apalagi ketika kita membahas sesuatu  yang berujung debat.

Semoga kau selalu begitu, dengan siapapun orang yang kini disampingmu.Menjadi sosok yang patut ditulis, dilukis, dan dikenang dengan manis.

Tetaplah menjadi orang yang selalu dengan bangga Aku ceritakan.

Tetaplah menjadi orang yang tak pernah habis kisahnya kubagikan.

Meski mungkin ada orang lain yang akan meneruskan kebiasaanku itu.

Meski nanti yang melakukannya tidak lagi diriku.

 

Akan kulanjutkan nanti, cerita tentangmu tidak cukup sampai disini.

Terlalu banyak kisah yang begitu memberi arti. Izinkan Aku menata hati, percayalah, dirimu akan kutulis kembali.

Izinkan Aku menenangkan diri, berharap cerah masih mau menemani. Sebab, rintik sudah terlalu akrab dengan diri ini.

 

Hujan tidak selalu deras, Aku selalu menikmatinya dengan lepas.

Berharap ada luka yang terbebas.

 

“Ada suara yang tidak benar-benar Aku dengar.

Ada jejak yang tidak benar-benar Aku gambar.”

 

“Ada kisah yang tidak benar-benar Aku ceritakan.

Ada tatap yang kadang Aku pertahankan, dan ada dirimu yang tidak benar-benar Aku lepaskan.”