
Persmakinday– Bertempat di Aula 1 Rektorat ULM, Anggota Muda UKM-U Kampoeng Seni Boedaja (KSB) pada hari Sabtu (23/10/21) melaksanakan Pementasan yang berjudul “ASA” dalam rangka Latihan Pemantapan yang Ke-XIII. Aku pun tak tahu kapan akan menemukan jawaban dari pertanyaan yang selalu dipertanyakan ini, menjadi sinopsis dari pementasan tersebut. Bercerita tentang mulai lunturnya salah satu kebudayaan masyarakat Banjar, yakni Balamut. Balamut yang dulunya populer, secara perlahan mulai kehilangan penikmat dan peminatnya karena tergantikan dengan kebudayaan lain yang dianggap lebih menarik daripada Balamut. Para generasi muda yang seharusnya menjadi penerus dalam melestarikan kebudayaan balamut, sudah banyak yang tidak berminat lagi untuk meneruskannya.
Tujuan Pelaksanaan
“Kegiatan ini dilaksanakan untuk memenuhi syarat menjadi anggota penuh dari anggota muda”, ucap Muhammad Dance Amrullah, salah seorang anggota muda UKM-U KSB selaku Ketua Pelaksana ketika ditanya mengenai tujuan diselenggarakannya kegiatan Pementasan tersebut.
Melalui pernyataan Dance, dana dan sulitnya mencari balairung untuk mengadakan pementasan adalah beberapa hal yang sempat menjadi kendala pada proses penyelenggaraan kegiatan ini. Pementasan yang semula akan dilaksanakan pada malam hari, berubah menjadi sore hari karena sulitnya mengurus izin tempat tadi. Sampai akhirnya, didapatlah tempat penyelenggarannya yakni di Aula 1 Rektorat Kampus ULM Banjarmasin.
Harapan Yang Ingin Disampaikan
Terlepas dari kendala yang sempat mereka hadapi, Dance menyampaikan harapan agar generasi muda lebih mengenal lagi kesenian-kesenian yang ada di Kalimantan Selatan, khususnya Balamut yang hampir punah ini. “Dengan adanya pementasan kami ini, mungkin bisa membuat mahasiswa atau masyarakat yang lain lebih mengenal lagi terkait kesenian Balamut ini”, ucap Dance.
Lebih lanjut, Dailami, mahasiswa program studi Pendidikan IPS yang menjabat sebagai Ketua Umum UKM-U KSB memberikan tanggapannya terhadap pelaksanaan kegiatan pementasan tersebut, “Menurut saya sudah cukup lumayan, dari proses mereka kan cuma satu bulan dan itu sudah sama dengan observasi. Observasi disini, mereka meng-observasi mengenai apa itu balamut dan juga mengenai eksistensinya dimasa sekarang. Karena sepeninggal mahestro balamut yaitu Pak Gusti Jamhar, kita tahu sekarang untuk penerus pun hampir tidak ada. Jadi disini, eksistensi banyak orang yang tidak tau dengan balamut. Dan Alhamdulillah disini mereka bisa menampilkan konflik lah, yang ada pada saat sekarang dan cukup lumayan”.
“Jangan hanya mengenal kebudayaan luar, tapi kita harus bisa melestarikan kebudayaan-kebudayaan yang ada di daerah kita, tekhusus kan tadi budaya Balamut yang kita angkat pada hari ini, habis itu dari musik, ada musik panting dan tarian Bajapin. Semoga tradisi-tradisi dari Kalimantan Selatan sendiri bisa semakin maju dengan anak muda yang bisa meneruskannya”, harap Dailami terkait pelestarian budaya Balamut untuk anak muda sekarang.
Penulis : Adinda Sadila